Senin 03 Jan 2022 07:25 WIB

Senin Pagi, Gunung Semeru Alami Enam Kali Gempa Guguran

Masyarakat diminta waspada awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang sungai.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Awan panas guguran keluar melalui bukaan aliran lava baru Gunung Semeru terpantau dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (21/12/2021).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Awan panas guguran keluar melalui bukaan aliran lava baru Gunung Semeru terpantau dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (21/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru masih menunjukkan aktivitasnya hingga Senin (3/1) periode pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Gunung berketinggian 3.676 mdpl ini masih mengalami beberapa jenis gempa, baik guguran, harmonik, maupun tektonik jauh.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru Yadi Yuliandi menjelaskan, gunung api pada periode kali ini secara visual terlihat jelas. Pihaknya juga berhasil mengamati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi.

Baca Juga

"Tingginya sekitar 100 hingga 500 meter dari puncak," ucap Yuda dalam laporan resminya, Senin (3/1).

Selain aspek visual, Yadi juga berhasil mengamati beberapa unsur kegempaan dari Gunung Semeru. Gunung ini tercatat mengalami enam kali gempa guguran dengan amplitudo empat sampai 10 milimeter (mm). Gempa jenis ini berlangsung sekitar 30 hingga 80 detik.

Gunung Semeru juga dilaporkan mengalami satu kali gempa harmonik. Amplitudo dari gempa ini sekitar 10 mm dan gempanya berlangsung selama 317 detik.

Selanjutnya, Yadi juga mengungkapkan, Gunung Semeru mengalami dua kali gempa tektonik jauh. Amplitudo dari gempa ini sekitar 20 sampai 25 mm dan S-P 20 sampai 40 detik. "Dan lama gempa 65 hingga 115 detik," ujar dia.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Semeru masih berada pada level III atau siaga. Sebab itu, Yadi merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. "Ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," kata dia.

Selain itu, warga juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Semeru. Hal ini karena wilayah dengan jarak tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Yadi juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Kemudian juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca juga : Cara Mendapatkan Uang dari YouTube, Berapa Sih Penghasilan Youtuber?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement