REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azhar Rasyid, Penilik sejarah Islam
Dalam lintasan sejarah Islam selama berabad-abad terakhir, berbagai institusi telah diakui sebagai pilar penting dalam perkembangan masyarakat dan politik Islam. Di antaranya ialah masjid, istana, perpustakaan, sekolah agama (madrasah) hingga rumah sakit.
Ada satu elemen sosial lain yang juga memainkan peranan penting di masa lalu, yakni pasar. Pasar merupakan salah satu aspek kehidupan sehari-hari umat manusia yang sangat lekat dengan sejarah Islam.
Nabi Muhammad saw sendiri merupakan seorang pedagang, dengan pasar sebagai tempat kerjanya. Istri Nabi, Khadijah, telah lebih dahulu menjadi pedagang, dengan jaringan perdagangan hingga mencapai negeri Syam. Demikian pula sejumlah sahabat Nabi lainnya, bekerja sebagai saudagar di pasar.
Namun, Nabi Muhammad pernah mengkritik tajam pasar dengan mengkategorikannya sebagai tempat yang buruk. Tapi itu bukan berarti pasar harus dijauhi. Banyak kalangan percaya bahwa Nabi Muhammad sebenarnya tengah berusaha agar transaksi perdagangan di pasar diatur dengan hukum, etika dan moralitas sehingga kegiatan jual-beli bisa berlangsung dengan jujur dan adil serta terhindar dari tipu daya.
Pasar sudah hadir sejak masa pra-Islam, termasuk di Timur Tengah. Pasar menjadi tempat untuk mencari dan mempertukarkan barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi sendiri.