Pekerja memilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memeriksa conveyor pemilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja di tempat pemilahan Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memasukkan gerobak sampah ke tempat pemilahan di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memasukkan gerobak sampah ke tempat pemilahan di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memasukkan gerobak sampah ke tempat pemilahan di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memasukkan gerobak sampah ke tempat pemilahan di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memeriksa conveyor pemilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja bersiap mengangkut residu sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Pekerja memeriksa conveyor pemilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1). Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pekerja memilah sampah di Kelompok Usaha Pengelolaan Sampah (KUPAS), Bantul, Yogyakarta, Selasa (4/1).
Kupas melayani sekitar 60an bank sampah di Desa Panggungharjo. Setiap bulan pengelolaan sampah ini menghasilkan Rp 70 juta untuk pemasukan desa. Dengan adanya pengelolaan sampah desa bisa mengurangi volume Sampang sebelum dibuang di TPA Piyungan.
Advertisement