Rabu 05 Jan 2022 17:47 WIB

Jarak Dosis Kedua dan Booster Covid-19 Tetap Enam Bulan

Masyarakat bisa mendapatkan booster enam bulan setelah suntikan vaksin kedua.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Masyarakat bisa mendapatkan booster enam bulan setelah suntikan vaksin kedua (Foto: ilustrasi)
Foto: www.wikimedia.com
Masyarakat bisa mendapatkan booster enam bulan setelah suntikan vaksin kedua (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan, jarak antara dosis kedua vaksin Covid-19 Moderna dan suntikan booster tetap enam bulan. Sementara interval Johnson & Johnson ke suntikan booster adalah dua bulan, dan Pfizer bisa mendapatkan booster setelah lima bulan atau lebih.

"Booster untuk Moderna tetap tidak berubah, untuk saat ini, dalam enam bulan," kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi FDA, Dr Peter Marks, seperti dilansir dari Fox News, Rabu (5/1/2022).

Baca Juga

Komentar itu muncul setelah FDA bergerak untuk mengesahkan dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat pada anak-anak usia 12-15 tahun dan keputusannya untuk mempersingkat periode kelayakan suntikan booster menjadi setidaknya lima bulan. Selain itu, FDA juga mengizinkan dosis seri ketiga dari vaksin Pfizer untuk anak-anak yang mengalami gangguan sistem kekebalan yang berusia 5 hingga 11 tahun.

"Selama pandemi, karena virus yang menyebabkan Covid-19 terus berevolusi, FDA harus beradaptasi dengan cepat menggunakan ilmu pengetahuan yang tersedia untuk membuat keputusan terbaik dengan tentunya mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan publik,” kata pejabat Komisaris FDA Janet Woodcock.

FDA mengatakan, manfaat kesehatan dari dosis tunggal booster Pfizer-BioNTech untuk perlindungan berkelanjutan terhadap Covid-19 dan konsekuensi serius yang dapat terjadi termasuk rawat inap dan kematian, lebih besar daripada potensi risikonya pada individu berusia 12 sampai 15 tahun.

Selain itu, data peer-review dari beberapa laboratorium menunjukkan bahwa dosis booster vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 sangat meningkatkan respons antibodi individu untuk dapat melawan varian omicron. 

"Otorisasi vaksinasi booster untuk dilakukan pada lima bulan daripada enam bulan, karena itu dapat memberikan perlindungan yang lebih baik dan cepat bagi individu terhadap varian omicron yang sangat menular,” tulis FDA.

Sejauh ini, efek samping vaksin bagi kelompok anak yang termasuk langka disebut miokarditis (sejenis peradangan jantung) yang sebagian besar dialami oleh pada usai divaksin Pfizer atau Moderna. Sementara sebagian besar efek sampingnya jauh lebih ringan daripada peradangan jantung yang disebabkan oleh virus corona.

FDA mencatat, mereka terus meninjau data mengenai semua vaksin yang tersedia dan akan memberikan pembaruan tambahan yang sesuai.

Meski vaksin masih menawarkan perlindungan terhadap penyakit serius dari Covid-19, para pejabat mendesak semua orang yang memenuhi syarat untuk menerima suntikan booster di tengah lonjakan varian omicron. Rawat inap anak meningkat dan sebagian besar pasien tidak divaksinasi. 

Saat ini, Pfizer juga sedang mempelajari vaksinnya dalam dosis yang lebih kecil lagi untuk anak-anak di bawah 5 tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement