Kamis 06 Jan 2022 08:42 WIB

Sebabkan Krisis Energi Listrik, Kosovo Larang Penambangan Uang Kripto

Kosovo terpaksa memberlakukan pemadaman bergilir di tengah kekurangan listrik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
 Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri). Kosovo telah melarang penambangan uang kripto (cryptocurrency).
Foto: EPA
Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri). Kosovo telah melarang penambangan uang kripto (cryptocurrency).

REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Kosovo telah melarang penambangan uang kripto (cryptocurrency). Hal ini dikarenakan aktivitas penambangan uang kripto telah menyebabkan krisis energi di Kosovo.

Seperti dilansir dari laman BBC, Kamis (6/1) pemerintah mengatakan layanan keamanan akan mengidentifikasi dan menekan sumber penambangan cryptocurrency. Penambangan ini intensif menyerap banyak energi listrik.

Baca Juga

Sementara seluruh Eropa menghadapi kenaikan harga energi yang tajam, Kosovo memberlakukan pemadaman bergilir di tengah kekurangan listrik. Pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di negara bagian Balkan ini ditutup bulan lalu karena masalah teknis, memaksa pemerintah untuk mengimpor listrik dengan harga tinggi.

Keadaan darurat selama 60 hari, yang diumumkan pada Desember 2021 lalu, memberi pemerintah kekuatan untuk mengalokasikan lebih banyak uang untuk impor energi dan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat pada penggunaan listrik.

Pemadaman listrik telah memicu protes dan seruan pengunduran diri Menteri Ekonomi Artane Rizvanolli. Harga energi meroket di seluruh Eropa karena berbagai alasan, termasuk rendahnya pasokan dari Rusia dan tingginya permintaan gas alam karena ekonomi pulih dari pandemi Covid-19.

Lonjakan itu dipicu oleh ketegangan geopolitik dengan Rusia, yang memasok sepertiga gas Eropa. Rusia telah menolak tuduhan Eropa bahwa mereka telah membatasi pengiriman gas sementara ketegangan meningkat atas konflik di Ukraina timur.

Saat krisis energi melanda, Kosovo telah terpukul lebih keras daripada yang lain. Pada bulan lalu pihak berwenang mengatakan Kosovo mengimpor 40 persen dari energi yang dikonsumsinya.

Pada Selasa (4/1), Rizvanolli mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk melarang penambangan kripto untuk mengurangi dampak krisis energi global.

Dengan menyediakan daya komputasi untuk memverifikasi transaksi jaringan itu, pemilik mesin penambangan diberi imbalan dengan mata uang yang baru dibuat, menjadikannya latihan yang berpotensi menguntungkan. Namun, itu membutuhkan daya komputasi yang sangat besar, yang pada gilirannya menggunakan listrik dalam jumlah besar.

Sampai baru-baru ini, Kosovo membanggakan diri sebagai salah satu negara dengan tarif listrik termurah di Eropa. 

Baca juga : Erick Thohir: 29 Tahun Republika Jadi Momentum Transformasi Model Bisnis

Penambangan kripto menjadi populer di kalangan anak muda di Kosovo. Praktik ini sangat populer di wilayah utara Kosovo, etnis Serbia tidak mengakui kemerdekaan negara bagian dan menolak membayar tagihan listrik. 

Prihatin dengan dampak lingkungan dari praktik tersebut, negara-negara lain seperti China dan Iran telah menindak penambangan kripto. Pada tahun lalu, Iran mengumumkan larangan empat bulan karena menguras lebih dari 2GW dari jaringan setiap hari. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement