Kamis 06 Jan 2022 19:49 WIB

Pandemi Buat Indonesia Prioritaskan Diplomasi Kesehatan pada 2022

Pandemi Covid-19 membuat Indonesia ingin memperbaiki ketahanan kesehatan nasional

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi
Foto: AP/Jose Luis Magana
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diplomasi Indonesia pada 2022 akan terus mengupayakan pembangunan ketahanan kesehatan nasional hingga global. Hal itu mengingat pandemi menyadarkan dunia bahwa ketahanan kesehatan sangat krusial

"Tahun 2022, diplomasi kesehatan akan terus menjadi salah satu prioritas Indonesia. Pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk memperbaiki ketahanan kesehatan nasional dan global," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam kesempatan penyampaian Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2022 secara virtual, Kamis (6/1/2022).

Baca Juga

Menurut Retno, Indonesia yakin mampu memproduksi vaksin sendiri hingga menjadi hub produksi vaksin di kawasan. Indonesia juga harus mampu membuat obat sendiri dan memenuhi bahan baku obat. 

"Kerja sama jangka panjang diperlukan termasuk untuk memperkuat infrastruktur kesehatan nasional maupun industri kesehatan baik obat-obatan maupun vaksin," ujarnya.

Retno mengatakan, pengembangan riset dan jejaring manufaktur vaksin juga akan terus didorong Indonesia melalui Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Menurut Retno pada di tingkat global, arsitektur kesehatan dunia harus diperkuat agar dunia lebih siap menghadapi ancaman pandemi di masa depan. Penguatan arsitektur kesehatan global juga turut menjadi salah satu prioritas Indonesia saat menjadi ketua di G20.

"Indonesia juga menilai penting sebuah Pandemic Treaty yang baru agar dunia lebih siap menghadapi pandemi. Indonesia siap berkontribusi secara konstruktif dalam proses negosiasi Pandemic Treaty tersebut," kata Retno.

Selain itu, Indonesia akan terus mendorong penguatan peran sentral Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengkoordinasikan aksi global di bidang kesehatan dan pembentukan mekanisme pendanaan kesehatan bagi negara berkembang.

Prioritas diplomasi Indonesia pada 2021 adalah diplomasi kesehatan. Sepanjang 2021 pula berbagai langkah diplomasi terus dilakukan baik secara bilateral, regional, maupun multilateral. Diplomasi vaksin menjadi hal utama untuk memenuhi kebutuhan vaksin rakyat Indonesia.

"Alhamdulillah menjelang akhir Desember 2021 Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 270 juta dosis vaksin. Kelima terbesar di dunia setelah China, India, Amerika dan Brasil. Dari semua vaksin yang diterima Indonesia, lebih dari 20,15 persen berasal dari COVAX maupun dukungan berbagi dosis negara sahabat," kata Retno.

Retno mencatat pada 22 Desember 2021, Indonesia telah memenuhi target WHO melakukan vaksinasi penuh terhadap 40 persen penduduknya. Namun, masih ada tantangan selanjutnya yang haru terpenuhi yakni target 70 persen vaksinasi penuh dari total populasi pada pertengahan 2022.

Dalam diplomasi kesehatan sepanjang 2021, Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Itu juga akan terus digaungkan Indonesia pada 2022 di semua forum internasional.

"Sebagai salah satu co-chairs COVAX AMC Engagement Group, Indonesia ikut bekerja memperjuangkan kesetaraan vaksin," kata Retno.

Baca: Di Balik Usaha Warga Palestina Memperoleh Kewarganegaraan Israel

Di tengah segala kesulitan dan tantangan, sampai minggu ke-4 Desember 2021, COVAX Facility telah berhasil menyalurkan vaksin sejumlah 811 juta dosis kepada 144 negara dan entitas. Kedepannya, kata Retno, COVAX akan terus memperkuat infrastruktur distribusi, logistik dan kapasitas tenaga kesehatan di negara penerima.

Baca: Puluhan Pengunjuk Rasa Tewas di Tangan Polisi Kazakhstan

Sementara itu di tingkat kawasan, sebagai ketua badan sektor kerja sama kesehatan ASEAN untuk 2020-2021, Indonesia memimpin dan mendorong berbagai inisiatif ASEAN dalam mengatasi pandemi dan memperkuat mekanisme ketahanan kesehatan kawasan.

Baca: Korea Utara Kembali Berulah, Berhasil Uji Terbang Rudal Hipersonik

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement