REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pembangunan Kilang Balikpapan terus berjalan sesuai schedule. Hingga akhir 2021, bahkan progres pembangunan fasilitas tersebut sudah melampaui target.
Pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina untuk menjalankan proyek pengembangan kilang Pertamina. Penyekatan dan pemberlakuan aturan khusus selama pandemi menjadikan aliran bahan dan peralatan yang diperlukan untuk proses pembangunan kilang sempat tersendat.
Namun hal itu tidak menyurutkan proses pencapaian target penyelesaian. Sampai akhir 2021, progresnya sudah mencapai 46,92 persen. Angka ini lebih tinggi dari yang ditargetkan, yakni 45,54 persen.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa pengerjalan kilang Balongan ini memiliki tingkat kesulitan tinggi. Proyek ini, kata Nicke, dijalankan dengan tetap menjaga kilang yang telah ada tetap beroperasi normal.
Pengerjaan kilang Balikpapan ini, menurut dia, seperti memperbaiki kereta yang harus terus jalan. Kereta tidak boleh berhenti. "Sambil terus jalan, kereta diperbaiki, ditingkatkan kecepatannya, dan ditambah gerbong rangkaiannya," kata Nicke dalam acara gathering Pertamina dan Media di Balikpapan Sabtu (8/1).
Proyek Kilang Balikpapan ini dijalankan dengan meningkatkan performa kilang yang telah ada sebelumnya. Bersamaan dengan itu juga dibangun kilang tambahan di sekitar kilang yang selama ini telah ada.
"Kilang yang eksis harus tetap jalan. Kalau sampai berhenti, maka pasokan BBM yang selama ini dihasilkan Kilang Balikpapan, harus diganti dengan impor," ujar dia. Saat ini kilang tersebut menghasilkan 260 ribu barel per hari.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono Menambahkan bahwa kilang Balikpapan mengungkapkan, proyek Kilang Balikpapan dijadwalkan November 2024. Dia mengungkapkan bahwa proyek tersebut ditargetkan juga bisa menggunakan komponen dalam negeri sebesar 30-35 persen.
Proyek Kilang Balikpapan bisa menyerap hingga 19 ribu tenaga kerja. Sebagian pekerja didatangkan dari provinsi lain, dan sebagian berasal dari warga setempat. "Hanya satu persen tenaga kerja asing dalam proyek ini," ujar dia.
Dia menambahkan, bersamaan dengan pembangunan Kilang Balikpapan juga dibangun kilang-kilang lain untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri. Kilang lain yang juga dikembangkan adalah Kilang Dumai, Kilang Plaju, Kilang Cilacap, Kilang Balongan, dan Kilang Kasim (Sorong).
Pengembangan seluruh kilang itu diharapkan bisa menghasilan 1,2 juta barel BBM per hari. Saat ini produksi BBM secara nasional di angka 700 ribu barel per hari. Total investasi yang diperlukan untuk pengembanyan seluruh kilang itu senilai 43 miliar dolar AS atau sekitar Rp 600 triliun.