Ahad 16 Jan 2022 02:44 WIB

BKKBN Indramayu Gandeng Rumah Zakat Atasi Stunting

Stunting sendiri menjadi salah satu fokus program Rumah Zakat di Kabupaten Indramayu.

Langkah Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam mengatasi kasus stunting rupanya terus digencarkan. Kali ini BKKBN Kabupaten Indramayu menggandeng Rumah Zakat yang sukses dalammenangani kasus stunting di Kelurahan Bojongsari, dengan programnya Desa Bebas Stunting, belum lama ini.
Foto: istimewa
Langkah Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam mengatasi kasus stunting rupanya terus digencarkan. Kali ini BKKBN Kabupaten Indramayu menggandeng Rumah Zakat yang sukses dalammenangani kasus stunting di Kelurahan Bojongsari, dengan programnya Desa Bebas Stunting, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Langkah Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam mengatasi kasus stunting rupanya terus digencarkan. Kali ini BKKBN Kabupaten Indramayu menggandeng Rumah Zakat yang sukses dalammenangani kasus stunting di Kelurahan Bojongsari, dengan programnya Desa Bebas Stunting, belum lama ini.

Pada kesempatan itu, sebanyak 30 perwakilan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) seKecamatan Indramayu, Bertemakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) membahas tentang pentingnya gizi dan vitamin yang seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak yang di mulai sejak masih janin sampai dimana usianya sampai 2 tahun.

Baca Juga

Relawan Zakat, Mohamad Toha mengatakan dalam pemaparan materi tentang program Desa Bebas stunting bagimana peranan para keder posyandu yang menjadi garda terdepan agen perubahan agar Kabupaten Indramayu terbebas dari kasus stunting, dan stunting sendiri menjadi salah satu fokus program Rumah Zakat di Kabupaten Indramayu. "Rumah Zakat juga berkomitmen serius membantu Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam atasi kasus stunting, apalagi Indramayu menjadi salah satu daerah yang kasus stuntingnya cukup tinggi," kata Toha.

Dengan berkolaborasi bersama BKKBN Kabupaten Indramayu, dalam membentuk kader-kader posyandu yang tangguh, kader yang memahami perenananya di lapangan sebagai ujung tombak gerakan desa bebas stunting, sehingga peran mereka sangatlah dibutuhkan."Saya sampaikan kepada kader, untuk mengatasi perihal stunting butuh usaha yang keras dan pendampingan yang rutin kepada orang tua, mulai dari ibu hamil sampai orang tua yang memiliki batita ataupun balita, kader pun bisa memberikan perhatian lebih kepada ibu hamil dan balita akan pemberian makanan yang seimbang yang menunjung pertumbuhan si buah hati, ini kunci agar kasus stunting bisa 100 persen tertangani," paparnya.

Sementara itu, Toto Hadisuharto, S.Pd Selaku Koordinator KB Indramayu, mengatakan penguatan kader-kader posyandu bertemakan 1000 HPK, mereka diberikan pengetahuan tentang fase kehidupan tumbuh kembang anak, karena 1000 HPK adalah fase kehidupan dimulai sejak terbentuknya janin pada saat hamil yaitu 270 hari sampai anak berusia 2 tahun atau 730 hari.

Periode ini pun disebut juga periode emas, karena periode ini terjadi perkembangan yang sangat cepatsel-sel otak dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks. Perkembangan otak ini hampir sempurna yaitu mencapai 80 persen,sehingga akan menentukan kualitas manusia dimasa depan.

"Di periode inilah butuh perhatian agar pertumbuhannya lebih optimal, seperti asupan gizinya, stimulasinya, pola pengasuhan, dan perawatan kesehatannya, untuk itu kita gandeng relawan inspirasi dari rumah zakat sebagai pendamping keluarga dan para kader posyandu dalam mengatasi kasus stunting, sehingga tak ada lagi balita dalam kondisi stunting," katanya

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement