Kamis 20 Jan 2022 17:47 WIB

Hamparan Sampah di Pantai Dadap Mulai Dibersihkan

Pembersihan pantai itu dilakukan petugas gabungan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga menyingkirkan sampah di tepi Pantai Dadap, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022). Kegiatan yang diikuti warga dan petugas gabungan TNI/Polri tersebut guna mengkampanyekan laut bebas sampah plastik.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga menyingkirkan sampah di tepi Pantai Dadap, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (20/1/2022). Kegiatan yang diikuti warga dan petugas gabungan TNI/Polri tersebut guna mengkampanyekan laut bebas sampah plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Hamparan sampah yang memenuhi pantai Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, mulai dibersihkan, Kamis (20/1). Untuk mencegah penumpukan sampah kembali, pihak pemerintah desa berharap adanya saringan sampah di pintu perbatasan sungai desa.

Pembersihan pantai itu dilakukan petugas gabungan, termasuk pihak pemerintah desa, kecamatan dan warga setempat. Mereka mulai bergotong royong membersihkan secara manual sejak pukul 08.00 WIB.

Baca Juga

Saat siang hari, upaya pembersihan dilanjutkan dengan menggunakan alat berat. Pasalnya, tumpukan sampah sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan pembersihan secara manual. Hingga berita ini diturunkan pukul 17.00 WIB, upaya pembersihan masih berlangsung.

"Pembersihan ini tidak bisa selesai sehari. Pokoknya pembersihan ini kami lakukan sampai bersih, mungkin sampai seminggu," ujar Kepala Desa Dadap, Asyirqin Syarif Wahadi, kepada Republika.co.id.

Asyirqin menyebutkan, sejauh ini sampah yang terkumpul mencapai empat kontainer. Sampah itu selanjutnya diangkut menuju TPA Pecuk. Dia memperkirakan, sampah yang terkumpul seluruhnya kemungkinan mencapai 20 kontainer.

Asyirqin pun kembali menegaskan bahwa sampah yang menghampar di pantai Dadap bukan berasal dari masyarakatnya. Dia mengatakan, sudah menyediakan tempat pembuangan sampah sehingga waragnya mmebuang sampah ke tempat tersebut. "Sampah di pantai itu kiriman dari sungai pembuang," terang Asyirqin.

Asyirqin menyebutkan, ada dua sungai pembuang yang bermuara ke Dadap. Yakni, Kali Kamal dan Kali Cipetung. Sampah dari sungai-sungai itulah yang akhirnya mengalir dan memenuhi pantai Dadap.

Asyirqin berharap, di pintu perbatasan sungai di setiap desa diberi saringan sampah dan conveyor cakar. Dengan demikian, sampah yang mengalir dari sungai akan tersangkut ke saringan dan terangkut keatas menggunakan conveyor cakar. "(Pemasangan saringan sampah dan conveyor cakar) itu mutlak, harus," tegas Asyirqin.

Asyirqin mengaku akan mengajukan pemasangan saringan sampah dan conveyor cakar itu ke BBWS Cimanuk Cisanggarung. Pasalnya, Kali Kamal dan Kali Cipetung dibawah kewenangan instansi tersebut.

"Kalau seperti itu enak, setiap desa punya tanggung jawab masing-masing. Tidak dialirkan begitu saja sehingga akhirnya menumpuk di Dadap," cetus Asyirqin.

Terpisah, Bupati Indramayu, Nina Agustina, berharap agar warganya memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai. "Kita harapkan kepada masyarakat agar jangan membuang sampah sembarangan. (Selama ini) sungai dianggap tong sampah besar. Ada kursi, kasur, bantal dan lainnya dibuang ke sungai," tandas Nina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement