Sekda : Empat Faktor Kendalikan Inflasi Kota Malang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq

Inflasi, ilustrasi
Inflasi, ilustrasi | Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyebutkan terdapat empat faktor untuk bisa mengendalikan inflasi di wilayah Kota Malang. Hal ini diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyusunan Roadmap Pengendalian Inflasi Kota Malang 2022 hingga 2024 .

Menurut Erik, empat faktor pengendali inflasi tersebut dikenal dengan sebutan 4K. Adapun keempat faktor ini antara lain ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi yang efektif.

Dengan adanya empat faktor ini, maka berbagai elemen yang ada dalam TPID harus saling menguatkan. "Dan elemen yang dimaksud seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Perum Bulog, Pertamina, dan Dinas Perhubungan," kata Erik.

Ia berharap elemen yang bertanggung jawab dalam inflasi tidak mengalami replikasi kinerja. Dengan kata lain, harus menghindari tumpang tindih dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Elemen yang ada dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus saling mengisi dan menguatkan.

Seperti diketahui, tingkat inflasi di suatu daerah akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas daerah. Oleh karena itu, inflasi harus terkendali dengan baik agar tercipta suasana yang kondusif.

Kemudian juga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan.  "Dan secara konkrit, sejumlah harga kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, daging, telur, gula, beras, dan cabai harus dalam posisi harga stabil atau sesuai harga pasar," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua TPID Kota Malang, Azka Subhan Aminurridho menargetkan, tingkat inflasi berada di angka plus minus tiga selama tiga tahun ke depan. Hal ini harus dicapai meskipun Kota Malang bukan daerah penghasil dari sejumlah kebutuhan pokok masyarakat.

Menurut Azka, Kota Malang tidak akan mengalami lonjakan harga apabila TPID bersinergi dengan baik. Ia berpendapat, pasar murah bisa menjadi langkah terakhir ketika terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi dari kebutuhan pokok masyarakat.

Dalam hal ini, Kota Malang harus bisa menyeimbangkan sebagai kota bukan produsen di bidang pertanian, peternakan dan harus mencukupi kebutuhan komoditas tersebut. "Kota Malang juga harus bisa menjaga ketersediaan kebutuhan barang jadi lainnya agar inflasi terkendali dengan baik,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang ini.

Terkait


OJK Proyeksi Kredit 2022 Tumbuh 8,5 Persen

OJK: Penanganan Covid-19 Berikan Dampak Positif Ekonomi

Kemenkeu Prediksi Ekonomi 2022 tumbuh 5,8 Persen

BI Proyeksi Ekonomi Bali Bisa Lampaui 6 Persen

Pemkab Bantul Permudah Izin Investasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark