REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menambah tiga wilayah di Provinsi Bengkulu yang menerapkan Kurikulum Prototipe (KP). Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek RI, Supriyatno mengatakan tiga wilayah itu yaitu Kabupaten Bengkulu Tengah,Seluma dan Kabupaten Kepahiang.
Total saat ini lima wilayah di Provinsi Bengkulu yang menerapkan KP yang sebelumnya adalah Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan. Sekolah yang menerapkan Kurikulum Prototipe, hanya sekolah yang menerapkan program sekolah penggerak.
"Kelima wilayah yang sekolahnya menerapkan program sekolah penggerak diminta segera melakukan penyesuaian dalam penerapan Kurikulum Prototipe yang direncanakan Kemendikbudristek RI," kata Supriyatno.
Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum yang dirancang untuk pemulihan pembelajaran dan mulai diterapkan pada 2021 di sekolah penggerak dan SMK pusat unggulan. Salah satunya penyederhanaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar menjadi Ilmu Pengetahuan Alam Sosial dan Sastra (IPAS).
"Jumlah jam belajar juga akan dikurangi sekitar 20 hingga 30 persen," ujarnya.
Program sekolah penggerak fokus pada hasil pembelajaran siswa secara holistik yang mencakup kompetensi Literasi (membaca dan menulis) dan Numerasi (Kemampuan mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari) serta karakter. Program sekolah penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta di seluruh aktivitas sekolah untuk bergerak satu atau dua tahap lebih maju.
Kurikulum Prototipe akan dilakukan secara bertahap dan berintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi program sekolah penggerak. Melalui Kurikulum Prototipe diharapkan dapat memperbaiki sistem pembelajaran.