Apa Sih Kopi Gelombang Ketiga itu?
Tidak bisa dipungkiri bahwa kopi merupakan salah satu minuman favorit masyarakat dunia sejak berabad-abad lamanya. Meski begitu, trend meminum dan menikmati kopi terus berubah dari zaman ke zaman. Mungkin teman-teman pernah mendengar istilah "Third Wave Coffee" atau kopi gelombang ketiga, namun mungkin masih banyak yang bingung apa sih gelombang-gelombang kopi itu?
Gelombang-gelombang itu bisa dikatakan sebagai evolusi dalam menikmati kopi. Perubahan selera, cara hingga keinginan tahuan manusia terhadap kopi yang mendorong lahirnya kopi gelombang pertama, kedua dan ketiga atau bahasa kerennya first wave, second wave and third wave coffee. lalu apa yang membedakan antara tiga gelombang itu?
First Wave Coffee
First wave coffee atau kopi gelombang pertama disebut-sebut muncul sekitar tahun 1800-an. Yang mendorong lahirnya first wave coffee adalah meningkatnya kebutuhan masyarakat dunia akan kopi. Kala itu, masyarakat ingin bisa mendapatkan kopi secara murah dan mudah. Pada era first wave coffee inilah muncul kopi instan dalam kemasan atau kopi sachet yang masih bisa kita temukan hingga hari ini. Nestle, Maxwell House dan Folgers menjadi pelopor industri kopi dalam kemasan.
Salah satu yang mendorong berkembangnya kopi instan adalah peristiwa Perang Dunia 1 dan 2. Yups, kopi instan menjadi pilihan para prajurit yang berada di medan perang, karena mereka bisa dengan mudah meminum kopi tanpa memerlukan alat-alat menyeduh khusus. Karena tidak mungkin juga ya, pergi ke medan perang sambil ribet membawa mesin espresso.
Second Wave Coffee
Second wave coffe dimulai pada tahun 1960-an sampai 1990-an. Munculnya second wave coffee atau kopi gelombang kedua dipicu karena perubahan selera masyarakat. Kala itu, masyarakat mulai bosan dan tidak puas dengan kopi dalam kemasan yang dinilai tidak cita rasa yang baik selain harga yang murah. Masyarakat mulai mencari kopi-kopi berkualitas baik untuk mereka nikmati. Selain perubahan selera, para peminum kopi juga semakin ingin mengetahui bagaimana proses kopi mulai dari kebun, proses pascapanen, roasting hingga menjadi secangkir minuman yang mereka nikmati. Nah, pada era ini muncul pertama kalinya istilah "specialty coffee".
Pada masa ini, kedai-kedai kopi modern bermunculan dan Starbucks boleh disebut menjadi 'raja' pada masa ini. Jika pada first wave, masyarakat hanya akrab dengan kopi hitam, pada masa second wave, menu-menu olahan kopi seperti cappucino, late hingga french press menjadi racikan yang sangat digemari. Di masa ini, orang-orang datang ke kedai kopi modern alias coffe shop bukan hanya sekadar menikmati kopi, namun untuk lifestyle
Third Wave Coffee
Istilah third wave coffee atau kopi gelombang ketiga pertama kali dipopulerkan oleh Thrish Rothgeb. Third wave coffee muncul sekitar tahun 1990-an, hingga saat ini, yang ditandai dengan mulai tertariknya para peminum kopi terhadap kopi itu sendiri. Jika pada second wave muncul istilah specialty coffee, maka pada third wave kita akrab mendengar kata single origin. Hal ini karena para peminum kopi semakin ingin mengetahui cerita-cerita dibalik biji kopi yang mereka olah, boleh dikatakan pada era saat ini kopi terasa lebih transparan.
Salah satu yang mendorong lahirnya third wave coffee karena tak terbendungnya kehadiran kedai-kedai kopi modern yang menyajikan kopi dengan cara yang nyaris sama. Sehingga tidak heran pada saat ini banyak bermunculan roaster dan kedai kopi independen yang mengoperasikan usahanya secara kecil-kecilan. Selain itu, pada third wave coffee seperti saat ini semakin banyak cara penyajian kopi yang beragam. Bahkan untuk metode pour over saja kita bisa dengan mudah menemukan bermacam-macam teknik pouring di media sosial.