Rabu 26 Jan 2022 04:25 WIB

Maaf, Jangan Caci dan Cibir Timnas Sepak Bola Putri Indonesia!

Penampilan timnas putri di Piala Asia ini jadi kali pertama setelah absen 33 tahun.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Muhammad Akbar
Pesepak bola Timnas Putri Indonesia Tia Darti Septiawati (kiri) menendang bola dalam pemusatan latihan di Stadion Madya, kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pemusatan latihan tersebut sebagai persiapan untuk Piala Asia Wanita 2022 yang akan diadakan di India pada 20 Januari sampai 6 Februari 2022.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pesepak bola Timnas Putri Indonesia Tia Darti Septiawati (kiri) menendang bola dalam pemusatan latihan di Stadion Madya, kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pemusatan latihan tersebut sebagai persiapan untuk Piala Asia Wanita 2022 yang akan diadakan di India pada 20 Januari sampai 6 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada rasa gundah dan kesal menyaksikan timnas putri sepak bola Indonesia dibantai hingga 18-0 dari Australia dan menyerah 0-4 dari Thailand, rasanya satu hal yang wajar.

Kekalahan besar dari sebuah turnamen besar bernama Piala Asia Wanita 2022 memang terlihat tak lazim. Tapi, kita juga harus mafhum bahwa sepak bola wanita sesungguhnya masih terdengar cukup jarang di negeri berpenduduk 200 juta jiwa lebih ini. Jadi, bersabarlah sejenak dulu, apalagi penampilan timnas putri ini menjadi kali pertama setelah absen 33 tahun.

Baca Juga

Walau demikian, tim besutan Rudy Eka Priyambada sudah sepatutnya juga untuk lekas berbenah diri. Dua kekalahan besar itu telah membuat posisi Indonesia menjadi juru kunci klasemen Grup B. Rasanya, menatap laga pamungkas melawan Filipina menjadi sebuah kesempatan agar kembali ke Tanah Air tak membawa aib kekalahan besar.

Zahra Musdalifah dkk harus bisa membuktikan dirinya di kompetisi ini. Apalagi, laga ini menjadi yang terakhir buat Garuda Pertiwi karena setelah itu mereka harus segera berkemas meninggalkan India menyusul posisinya yang sudah pasti tersingkir dari fase grup.

Pelatih Rudy Eka Priyambada mengakui permainan anak asuhnya memang masih jauh dari harapan. Garuda Pertiwi kerap melakukan kesalahan dalam passing dan tampak gugup dan mudah direbut ketika menguasai bola. Menurut Rudy, semua itu terjadi karena pemainnya belum kuat secara mental lantaran banyak yang baru pertama bermain di laga internasional.

"Saya apresiasi usaha mereka, masalahnya adalah mentalitas pemain karena kami tak punya kesempatan main di laga internasional sebelumnya," kata Rudy.

Namun, di sisi lain, Rudy menilai hasil minor di kejuaraan ini juga didasari oleh kurangnya perhatian terhadap pembinaan dan penyelenggaraan kompetisi sepak bola wanita di tanah air, ke depannya ia berharap pembinaan dan kompetisi sepakbola wanita lebih diperhatikan. Karena bagaimana pun, perbaikan Timnas harus diawali dengan perbaikan kompetisi.

Tercatat bahwa Liga 1 Putri baru menggelar musim perdananya pada tahun 2019 setelah sekian lama mati suri. Pada musim perdana tersebut Persib Putri keluar sebagai juara usai mengalahkan Persikabo Kartini melalui agregat skor 6-1 di final. Setelah berlangsungnya kompetisi tersebut, Garuda Pertiwi memastikan diri lolos ke Piala Asia Wanita 2022 dan itu menjadi kemajuan yang besar.

Namun, kompetisi terpaksa tidak berlanjut di tahun-tahun berikutnya karena pandemi Covid-19. Kendati demikian, semangat dan kepercayaan diri tinggi tetap dimiliki para penggawa Garuda Pertiwi sampai mereka dipaksa menelan pil pahit kekalahan telak di laga perdana.

"Kemarin kami masih bermimpi, sekarang sudah harus melek bahwa kita ini melayu, religius, dan olahraga sepakbola yang sarat kontak fisik ini merupakan hal baru," kata dia.

Di luar itu, Rudy mencoba menggarisbawahi faktor eksternal yang justru menambah beban Garuda Pertiwi. Faktor eksternal itu adalah komentar-komentar negatif yang dilayangkan kepada para pemain terutama setelah kekalahan telak melawan Australia. Dia mengungkapkan, saat itu suasana ruang ganti sangat tidak menyenangkan.

"Cacian dan cibiran tak membantu. Jangan sampai kita capek, nanti bisa-bisa tak ada bibit sepakbola wanita lagi. Ini semua proses yang harus dijalani. Mungkin ada yang bilang lebih baik kalah 0-3 WO (Walk out). Tanpa mencoba maka tak pernah tahu," kata Rudy.

"Pemain sepak bola wanita ini sensitif, jadi mohon kerjasamanya untuk selalu mendukung kami," tegasnya.

Selanjutnya, Garuda Pertiwi akan menghadapi Filipina pada Kamis (27/1/2022). Filipina adalah tim yang pada laga sebelumnya sanggup mengalahkan Thailand dengan skor tipis 1-0 dan hanya kalah 0-4 dari Australia. Rudy mengakui calon lawannya ini sangat tangguh dan diisi oleh pemain-pemain yang berlaga di Amerika Serikat.

Namun, dia menegaskan akan mempersiapkan tim dengan maksimal demi hasil terbaik pada laga selanjutnya. "Saya pikir tahap selanjutnya adalah kami belajar untuk pertandingan selanjutnya. Semoga para pemain (Garuda Pertiwi) bisa bersaing dengan mereka," katanya.

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement