REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Duta Besar Finlandia di Republik Indonesia HE Mr Jari Sinkari menemui PGubernur Aceh Nova Iriansyah dalam rangka membahas perkembangan Provinsi Aceh, setelah penandatanganan perjanjian damai (MoU) Helsinki pada 15 Agustus 2005. "Kita mengucapkan terima kasih kepada negara Finlandia, Aceh sudah mengalami banyak perubahan pascadamai," kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah di Kota Banda Aceh, Rabu (26/1/2022).
Dalam pertemuan yang berlangsung di Meuligoe Gubernur Aceh tersebut, Nova didampingi oleh Juru Bicara Pemprov Muhammad MTA dan Asisten 1 Setda Aceh M Jafar. Sedangkan Dubes Finlandia didampingi oleh Second Secretary of Political and Cultural Affairs Ms Kati Temonen. Dalam pertemuan tersebut, Nova menyampaikan, Aceh telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan, sambung dia, masyarakat sudah sangat akrab dengan Finlandia setelah proses perdamaian tersebut. "Sekarang kita hidup damai, dan ini semua berkat dukungan dari Pemerintah Pusat dan berbagai negara lainnya," ujar Nova.
Dia menuturkan, setelah keluar dari konflik dan hidup dalam kedamaian Provinsi Aceh terus berbenah. Sehingga, provinsi paling barat tersebut kini sudah mulai banyak menerim investasi. "Kami juga terus memberikan beasiswa kepada masyarakat kami untuk bisa kuliah ke luar negeri," kata Nova.
Dia juga menjelaskan, dampak dari perdamaian, Provinsi Aceh menjadi daerah yang berbeda di Indonesia karena keistimewaan dan kekhususannya. Salah satunya, kata Nova, Provinsi Aceh mempunyai partai politik lokal yang tidak ada dimiliki provinsi lain, kemudian pembagian hasil minyak bumi, serta berbagai keistimewaan lainnya yang diberikan untuk tanah rencong.
"Aceh juga memiliki dana otonomi khusus sampai dengan 2027, tetapi kami akan memperjuangkan agar dana otsus ini diperpanjang," ujar Nova.
Dubes Finlandia HE Mr Jari Sinkari mengakui, Provinsi Aceh saat ini sudah sangat nyaman dan bersih dibandingkan ibu kota Jakarta, serta pembangunan yang merata. "Tadi kita juga ke Museum Tsunami dan Kapal Apung, kita bisa merasakan dahsyatnya tsunami, dan juga pembangunan di Aceh," katanya.
Dia menjelaskan, Finlandia juga pernah merasakan terjadinya perang saudara, seperti yang dialami Provinsi Aceh saat konflik masa lalu. Perang saudara itu begitu dirasakan masyarakat Finlandia. "Di Finlandia pernah terjadi perang saudara pada tahun 1918, dan itu 100 tahun kemudian juga masih terasa," kata Jari Sinkari.