Harga Minyak Goreng di Pasar Legi Solo Masih Rp 18 Ribu per Liter
Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Harga minyak goreng kemasan 1 liter di Pasar Legi Solo masih Rp 18 ribu, Rabu (26/1). | Foto: Republika/Binti Sholikah
REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Kementerian Perdagangan telah menetapkan kebijakan satu harga minyak goreng kemasan di pasar tradisional sebesar Rp 14 ribu per liter mulai Rabu (26/1). Namun, harga minyak goreng di Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah, masih di kisaran Rp 18 ribu - Rp 19 ribu per liter.
Salah satu pedagang Pasar Legi, Ari (32), mengaku masih menjual minyak goreng kemasan seharga Rp 19 ribu per liter dan Rp 36 ribu untuk ukuran 2 liter. Sebab, harga pada saat kulakan pada Selasa (25/1) masih tinggi.
Dia menyebut, harga kulakan minyak goreng 1 karton berisi 12 kemasan ukuran 1 liter sebesar Rp 215 ribu. Artinya harga per liternya di kisaran Rp 17.900. Sedangkan harga kulakan untuk ukuran 2 liter per karton isi enam kemasan sebesar Rp 210 ribu. Artinya, harga per kemasan sebesar Rp 35 ribu.
"Saya sampai bingung mau jual berapa. Banyak yang nanyain kok harganya tidak seperti di supermarket. Lha saya kulakannya harganya sudah segitu," kata Ari saat ditemui Republika di Paar Legi Solo, Rabu sore.
Meski harganya masih tinggi, Ari mengaku masih banyak pembeli yang membeli minyak goreng. Hari sebelumnya, dia berhasil menjual satu karton minyak goreng kemasan 1 liter.
"Tetap ada yang beli. Soalnya minyak goreng subsidi di supermarket kosong. Mereka bilang mending beli di pasar barangnya sudah pasti ada," ucap pedagang asal Solo tersebut.
Menurut Ari, subsidi minyak goreng dari pemerintah boleh dilakukan tetapi barangnya harus ada. Sebab, minyak goreng merupakan kebutuhan pokok yang selalu dicari di pasar.
Pedagang lainnya, Lina (24), mengatakan menjual minyak goreng kemasan 1 liter seharga Rp 18 ribu. Dia mengaku hanya mencari keuntungan seribu rupiah per liter. "Sekarang banyak yang nyari kemasan kecil. Hari ini baru terjual satu botol," ungkap Lina.
Lina berharap, harga minyak goreng kemasan segera normal kembali. Sehingga, semakin banyak yang membeli minyak goreng di lapaknya.
"Sejak harganya naik itu yang beli minyak goreng berkurang. Banyak yang mengeluh karena harganya mahal. Harapannya segera turun harganya," pungkas Lina.