Kamis 27 Jan 2022 13:01 WIB

Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal

Ini merupakan keenam kalinya Korut menguji coba rudalnya bulan ini.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan tentang peluncuran rudal Korea Utara dengan file gambar, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Senin, 17 Januari 2022. Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya pada Kamis (27/1/2022).
Foto: AP/Lee Jin-man
Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan tentang peluncuran rudal Korea Utara dengan file gambar, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Senin, 17 Januari 2022. Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya pada Kamis (27/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya pada Kamis (27/1/2022). Ini merupakan keenam kalinya Korut menguji coba rudalnya bulan ini.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel mengatakan, telah mendeteksi peluncuran yang diduga sebagai dua rudal balistik sekitar pukul 08.00 waktu setempat dari dekat Hamhung, pantai timur Korut. "Rudal itu melakukan perjalanan sekitar 190 km ke ketinggian maksimum 20 km," kata JCS.

Baca Juga

Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan, rudal yang dicurigai tampaknya mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Sementara itu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pemerintah masih mengumpulkan rincian tentang peluncuran baru tersebut. Namun, lanjutnya, setiap uji coba rudal balistik sangat disesalkan dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Bulan ini Korut memang mengatakan akan memperkuat pertahanannya terhadap Amerika Serikat (AS) dan mempertimbangkan melanjutkan semua kegiatan yang ditangguhkan sementara. Hal itu merupakan sebuah referensi yang jelas untuk moratorium uji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh.

JCS juga melaporkan pada Selasa lalu, bahwa Korut menembakkan dua rudal jelajah ke laut di lepas pantai timurnya. Pengujian rudal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan atas serangkaian uji coba senjata baru-baru ini.

Secara total, sepanjang bulan ini Korut menguji coba peluru kendali taktis, dua rudal hipersonik yang mampu berkecepatan tinggi dan bermanuver setelah lepas landas, dan sistem peluru kendali yang dibawa kereta api. Menurut seorang profesor hubungan internasional di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley, rezim Kim Jong-un tengah mengembangkan keragaman senjata ofensif yang mengesankan meskipun sumber daya negaranya terbatas dan tantangan ekonomi yang serius melanda negara yang terisolasi itu.

Ia mengatakan, tes tertentu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan baru, terutama untuk menghindari pertahanan rudal. Sementara peluncuran lainnya dimaksudkan untuk menunjukkan kesiapan dan keserbagunaan pasukan rudal yang telah dikerahkan Korut.

"Beberapa pengamat telah menyarankan bahwa peluncuran yang sering dilakukan rezim Kim adalah seruan untuk diperhatikan, tetapi Pyongyang berlari keras dalam apa yang dianggapnya sebagai perlombaan senjata dengan Seoul," kata Easley.

Dalam pidatonya di Konferensi Perlucutan Senjata yang disponsori PBB pada Selasa, Duta Besar Korut untuk PBB di Jenewa, Han Tae Song menuduh AS melakukan ratusan latihan perang bersama sambil mengirimkan peralatan militer ofensif berteknologi tinggi ke Korsel dan senjata strategis nuklir masuk ke kawasan. "(Ini) sangat mengancam keamanan negara kita," kata Han.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement