Sabtu 04 Oct 2025 04:45 WIB

Langsung Jawab Respons Hamas, Trump: Israel Harus Berhenti Membombardir Gaza

“Ini bukan semata soal Gaza, ini tentang perdamaian yang lama dicari di Timur Tengah”

Presiden Donald Trump berpidato pada sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa, 23 September 2025, di markas besar PBB.
Foto: AP Photo/Angelina Katsanis
Presiden Donald Trump berpidato pada sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa, 23 September 2025, di markas besar PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump segera menjawab respons dari Hamas atas proposal perdamaian di Gaza. Trump menilai, pernyataan Hamas sebagai keinginan kelompok pejuang untuk perdamaian dalam jangk panjang. 

"Berdasarkan pernyataan yang baru dikeluarkan Hamas, saya percaya mereka siap untuk sebuah perdamaian yang bertahan lama. Israel harus berhenti membombardir Gaza, sehingga kita bisa mengeluarkan para sandera dengan selamat dan secepatnya! Saat ini sangat membahayakan untuk melakukan itu. Kami sudah bekerja untuk mendiskusikan detail untuk disetujui. Ini bukan semata soal Gaza, ini tentang perdamaian yang lama dicari di Timur Tengah," kata Trump lewat media sosial Truth Social, Sabtu (4/10/2025) dini hari WIB. 

Baca Juga

Sebelumnya, Trump menetapkan Ahad (5/10/2025) sebagai tenggat bagi Hamas agar menerima proposal gencatan senjata dan pertukaran sandera. Seperti dilaporkan Anadolu, Trump menyebut proposalnya itu sebagai 'kesempatan terakhir' bagi pejuang Palestina.

Pada Jumat (3/10/2025), Trump lewat Truth Social mengatakan, Hamas harus menerima kesepakatan pada pukul 14:00 Waktu Timur AS atau 22:00 GMT pada Ahad, sambil menegaskan bahwa, jika Hamas menolak maka, "Neraka, yang siapapun tidak pernah melihat sebelumnya, akan meletus melawan Hamas."

Pada Jumat, Hamas merespons proposal atau rencana Trump untuk mengakhiri perang di Gaza. Hamas setuju membebaskan semua sandera Israel baik yang masih hidup atau yang sudah mati, tetapi menegaskan perlunya negosiasi terkait masa depan Gaza dengan melibatkan rakyat Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement