Muhammadiyah Komitmen Berikan Layanan Kesehatan Inklusif Berbasis Nilai Islam
Rep: My40/My41/ Red: Fernan Rahadi
Pelantikan Assessor Standar Islami Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (SIRSMA) di Amphi-Theater FK UAD Lantai 7, Rabu (2/1). | Foto: Salsabilla Amiyard
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah berkomitmen dalam pemberian layanan kesehatan berbasis nilai-nilai Islam yang inklusif bagi siapa saja. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Majelis Pembina Kesehatan Umum sebagai unsur pembantu Pimpinan Pusat Muhammadiyah membentuk Standar Islami Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah (SIRSMA) untuk menjamin pelaksanaan program dakwah di amal usaha kesehatan.
Standar-standar Islami yang telah dirumuskan tersebut kemudian wajib diterapkan oleh rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah dan akan dilakukan penilaian oleh asesor yang ditunjuk. Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPKU PPM), Agus Samsudin menekankan SIRSMA sebagai sebuah perjalanan mulai hal-hal yang kecil hingga besar untuk perbaikan RSMA.
"Landasan filosofis dan landasan agama yang kuat diharapkan tidak hanya sebagai pemahaman namun terimplementasi dalam sikap dan perilaku dalam mengelola RS dan dalam memberikan pelayanan. Bagaimana mewujudkan landasan yang kuat yang tampak dalam perilaku Islami dalam mengelola manajemen dan memberikan pelayanan di rumah sakit," kata Agus, dalam acara Pelantikan Assessor SIRSMA yang diikuti oleh 47 orang assessor di Amphi-Theater FK UAD Lantai 7, Rabu (2/1).
Dengan keberadaan SIRSMA dan Lembaga Akreditasi, Muhammadiyah yang memiliki setidaknya 120 RS, bertekad mewujudkan RS Muhammadiyah Aisyiyah Islami yang unggul. Pelantikan ini menunjukkan keseriusan Muhammadiyah dalam menerapkan nilai-nilai Al Islam Kemuhammadiyahan dalam Amal Usaha yang dimilikinya, khususnya kesehatan.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman dalam tausyiahnya menyampaikan terkait spirit yang hendak dibawa oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Aisyiyah sejak awal pendiriannya. Spirit ini pun ditunjukkan baik secara eksplisit maupun implisit dalam film sejarah RS PKU Muhammadiyah.
"Jadi spiritnya adalah memberikan layanan kesehatan dengan basis nilai-nilai Islam tanpa membedakan sekat, golongan, suku, bangsa, dan sebagainya. Jadi bagi siapapun, ini merupakan pelayanan yang inklusif," kata Agus.
Sebagai informasi, salah satu gagasan dari Muhammadiyah di dalam mengaktualisasikan Islam sebagai agama rahmat adalah dengan menjadikan gerakan ini sebagai gerakan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Bahkan badan atau majelis yang awal-awal dibentuk oleh Muhammadiyah adalah Majelis PKO yang mengurusi masalah orang miskin, kebencanaan dan anak yatim-piatu.