REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu produsen minyak goreng sawit, Apical, turut melakukan operasi pasar minyak goreng lantaran adanya kelangkaan pasokan dalam beberapa waktu terakhir. Adapun minyak goreng curah dijual Rp 10.500 per liter ke pedagang agar konsumen mendapatkan harga Rp 11.500 per liter.
"Kita produksi sudah maksimal tiap hari, cuma informasi ke kita kalau masyarakat tidak dapat. Itu kita bingung, sedangkan kita selalu maksimal," kata Regional Sales Manager Apical, Yosua Kurniawan, di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Ia menuturkan, perusahaan juga selalu mengawasi peredaran stok di level distributor. Namun, informasi distributor juga menyebutkan bahwa terjadi kekosongan pasokan. Karena itu, pabrikan memilih untuk terjun melakukan operasi pasar guna meminimalisasi kelangkaan pasokan.
Yosua menjelaskan, saat ini Apical memiliki enam pabrik yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jakarta. Khusus pabrik di Jakarta, rata-rata produksi mencapai 30 ton per hari. Angka itu merupakan produksi maksimal harian yang dapat dilakukan Apical.
"Itu hanya di satu titik, sedangkan kita ada enam pabrik, setiap pabrik berbeda-beda tapi minimal 30 ton," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, ia menuturkan, pada Kamis (3/2/2022) pihaknya telah menggelontorkan minyak goreng curah dengan harga Rp 10.500 per liter sebanyak 8.000 liter ke pedagang Pasar Kramat Jati. Operasi pasar akan terus dilakukan sesuai kondisi permintaan dan terus diperluas sesuai wilayah produksi pabrik.
Adapun untuk minyak goreng kemasan, Yosua menjelaskan, harga jual ke toko ritel modern sebesar Rp 13 per liter sehingga harga jual ke konsumen maksimal Rp 14 ribu per liter untuk kemasan premium.
"Kita akan melihat dulu efektivitas dan efisiensi operasi pasar tentu nanti akan ke tempat lain karena tidak mungkin hanya di satu titik," ujar dia.