Soal Instruksi Evaluasi PTM, Bupati Semarang Bergeming
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Guru memberi paparan di depan sejumlah siswa saat pembelajan tatap muka (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jumlah kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Semarang terus bertambah. Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kominfo Kabupaten Semarang, dalam tiga hari terakhir, daerah ini mencatatkan penambahan 29 kasus baru Covid-19.
Sehingga kasus aktif Covid-19 di Labupaten Semarang sampai dengan Jumat (4/2) tercatat sebanyak 50 kasus. Sementara dalam periode hari yang sama tercatat hanya ada lima kasus kesembuhan.
Dalam situasi ini, Bupati Semarang Ngesti Nugraha tetap bergeming soal evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Layanan pendidikan, PTM 100 persen di Kabupaten Semarang sampai dengan hari ini masih terus berlanjut.
Alasannya, sejauh ini tidak ditemukan penularan Covid-19 dari kegiatan PTM di sekolah yang melaksanakan PTM 100 persen. "Hingga saat ini, kebijakan PTM di Kabupaten Semarang belum ada perubahan dan masih dilanjutkan," ungkapnya.
Kendati begitu, lanjut Ngesti, pelaksanaan PTM 100 persen di Kabupaten Semarang tetap akan menyesuaikan dengan perkembangan situasi terbaru di lingkungan belajar.
Jika memang nantinya ditemukan kasus Covid-19 di lingkugan belajar yang ada di Kabupaten Semarang, maka pelaksanaan PTM di sekolah yang bersangkutan tentunya akan dilakukan evaluasi.
Maka pelaksanaan PTM 100 persen di sekolah yang bersangkutan akan dihentikan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) serta dilakukan langkah-langkah tracing dan skrining.
"Tetapi harapan kami, di Kabupaten Semarang jangan sampai terjadi penularan di lingkungan sekolah atau lonjakan kasus baru yang semakin tinggi dan dapat mempengaruhi pelaksanaan PTM yang sudah berjalan," kata Ngesti.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo juga mengungkapkan, alasan kenapa Kabupaten Semarang tetap melaksanakan PTM 100 persen.
Menurutnya, pelaksanaan PJJ secara daring masih banyak ditemukan hambatan. Seperti kendala akses internet dan tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana dan prasarna PJJ.
Sehingga dikhawairkan pelaksanaan PJJ kurang efektif, Terlebih saat ini untuk siswa jenjang SD sederajat dan SMP sederajat juga tengah mempersiapkan ujian untuk kenaikan kelas serta ujian akhir sekolah.
Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Disdikbudpora Kabupaten Semarang untuk tetap menggelar PTM 100 persen, meskipun kasus aktif Covid-19 terus mengalami peningkatan di daerah ini.
"Jika PTM kembali dilakukan secara daring dikawatirkan para siswa tidak dapat maksimal dalam mempersiapkan ujian serta menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru secara jarak jauh," kata Sukaton.
"Pada prinsipnya, Disdikbudpora juga terus memantau perkembangan PTM setiap hari. Seluruh satuan pendidikan penyelenggara juga telah diinstruksikan untuk memperketat pelaksanaan protokol kesehatan dan jangan sampai lengah," katanya menegaskan.