Jumat 04 Feb 2022 20:41 WIB

Repsol akan Selesai Bersihkan Tumpahan Minyak di Peru Akhir Maret

Tumpahan minyak telah menyebar ke area seluas lebih dari 105 kilometer persegi.

Pekerja melanjutkan pembersihan tumpahan minyak di Cavero Beach, di distrik Ventanilla, Peru, 22 Januari 2022.
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Pekerja melanjutkan pembersihan tumpahan minyak di Cavero Beach, di distrik Ventanilla, Peru, 22 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, VENTANILLA -- Perusahaan energi Spanyol Repsol SA pada Kamis (3/2/2022) mengatakan bahwa pihaknya pada akhir Maret akan menyelesaikan pembersihan tumpahan minyak besar di lepas pantai Peru. Perusahaan itu memundurkan kembali batas waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni pada akhir Februari.

"Itu adalah skenario yang optimistis," kata Jose Terol kepada wartawan selama kunjungan ke pusat operasi darurat perusahaan tersebut. Terol adalah seorang pejabat eksekutif Repsol yang bertanggung jawab atas pembersihan tumpahan minyak di lepas pantai Peru itu.

Baca Juga

Tenggat waktu yang baru itu (akhir Maret) merevisi tenggat waktu yang sebelumnya telah disampaikan para eksekutif perusahaan itu baru-baru ini pada Selasa (1/2/2022). Para eksekutif Repsol sebelumnya mengatakan bahwa pembersihan pantai dan laut dari tumpahan minyak akan selesai pada akhir Februari.

Terol mengatakan tenggat waktu pada Maret itu terkait dengan upaya untuk menghilangkan sisa minyak dari tebing terpencil berbatu, yang lebih sulit dijangkau karena ombak yang kuat.

Sebanyak lebih dari 10.000 barel minyak milik Repsol tumpah ke Samudra Pasifik pada 15 Januari, tepatnya di utara kota Lima di kilang La Pampilla Repsol. Ini merupakan kilang terbesar di Peru.

Pemerintah Peru menyebutnya sebagai bencana lingkungan terburuk dalam catatan baru-baru ini. Kejaksaan Peru pun telah melarang empat eksekutif tinggi Repsol meninggalkan negara itu selama 18 bulan.

Repsol mengatakan terjadinya tumpahan minyak itu merupakan akibat gelombang laut yang tidak biasa, yang disebabkan oleh letusan gunung berapi ribuan mil jauhnya di Tonga. Namun, penyebab pasti masih berada dalam penyelidikan.

Pemerintah Peru menuduh Repsol salah melaporkan ukuran insiden itu. Repsol pertama kali melaporkan tumpahan minyak hanya 0,16 barel sebelum memperbarui angka itu menjadi lebih dari 10.000 barel. Pembaharuan itu dilaporkan Repsol setelah adanya perkiraan dari pemerintah Peru yang menunjukkan bahwa tumpahan minyak sebenarnya mencapai sekitar 11.900 barel.

Terol menjelaskan pembersihan laut bisa berakhir pada pertengahan Februari jika kondisi cuaca memungkinkan, sementara pembersihan pantai akan selesai pada akhir Februari. "Kami memperkirakan bahwa kita akan berada dalam situasi (lepas pantai) yang dapat diterima menjelang akhir Maret, kurang lebih," kata Terol.

Dia menambahkan bahwa tumpahan minyak telah menyebar ke area seluas lebih dari 105 kilometer persegi meskipun telah tercerai-berai ke titik-titik noda minyak yang lebih kecil. Terol mengatakan Repsol telah membersihkan sekitar 33 persen dari tumpahan minyak.

Pihak perusahaan mengatakan pada 28 Januari telah membersihkan 35 persen dari semua minyak yang tumpah. Akan tetapi, belum ada pemberitahuan terbaru sejak itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement