Jumat 04 Feb 2022 21:07 WIB

Kelompok Makan dan Minuman Dorong Inflasi di Sumbar

Sumbar mengalami inflasi sebesar 1.02 persen pada Januari 2022 lalu.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Kelompok Makan dan Minuman Dorong Inflasi di Sumbar. Foto:  ilustrasi:inflasi - Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020). Bank Indonesia memperkirakan inflasi Januari akan mencapai 0,42 persen berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH) hingga minggu keempat bulan ini, hal tersebut karena faktor naiknya harga sejumlah komoditas pertanian seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan beberapa sayuran karena dampak musim penghujan yang berpengaruh pada panen.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Kelompok Makan dan Minuman Dorong Inflasi di Sumbar. Foto: ilustrasi:inflasi - Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020). Bank Indonesia memperkirakan inflasi Januari akan mencapai 0,42 persen berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH) hingga minggu keempat bulan ini, hal tersebut karena faktor naiknya harga sejumlah komoditas pertanian seperti cabai merah, bawang merah, beras, dan beberapa sayuran karena dampak musim penghujan yang berpengaruh pada panen.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG-- Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Barat, Wahyu Purnama, mengatakan Sumbar mengalami inflasi sebesar 1.02 persen pada Januari 2022 lalu. Wahyu menyebut, inflasi di Sumbar bulan lalu didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dengan nilai inflasi mencapai 1,97 persen, dan andil inflasi mencapai 0,59 persen.

"Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, beras, tomat, dan rokok kretek filter," kata Wahyu, Jumat (4/2).

Baca Juga

Wahyu menambahkan kenaikan harga bahan pangan secara umum didorong oleh tingginya permintaan pasca Natal dan Tahun baru dan menjelang Imlek. Kemudian komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras mengalami kenaikan harga, didorong oleh kenaikan harga pakan dan konsentrat.

Kemudian komoditas bawang merah tercatat mengalami keterbatasan pasokan karena masa panen belum masuk. Sementara itu beras tercatat mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan dibandingkan Desember 2021 yang tercatat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2,09 persen dan 2,04 persen.