REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bos tim Haas, Guenther Steiner, menyatakan ragu rencana Formula 1 (F1) melangsungkan enam balapan sprint pada 2022 akan berjalan pada saat tim-tim besar melobi untuk menaikkan batas anggaran di olahraga balap jet darat tersebut. F1 telah menguji coba format sprint race pada tiga Grand Prix pada musim lalu. Kualifikasi dimajukan ke Jumat dan balapan pendek sejauh 100km digelar pada Sabtu untuk menentukan posisi start Grand Prix pada hari berikutnya. Mereka kemudian berencana untuk memperbanyak format tersebut untuk enam Grand Prix musim ini.
"Saya tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi," kata Steiner di sela jumpa pers virtual pada Jumat (4/2/2022), seperti dikutip Reuters, setelah tim bermarkas di Amerika Serikat itu memamerkan rupa digital mobil 2022 mereka. "Kami akan ada rapat Komisi Formula 1 dalam 10 hari mendatang dan kemudian kami akan melihat lebih lanjut di mana kemajuan kami soal hal itu. Saya rasa kami akan menggelar tiga balapan sprint tapi, saya tidak tahu itu. Jadi kita lihat kemana nantinya, tapi saya belum punya jawabannya."
F1 musim lalu menetapkan pembatasan bujet untuk setiap tim demi menciptakan ekosistem persaingan yang lebih setara. Bujet setiap tim dipatok tak boleh melebihi 145 juta dolar AS pada 2021, dan dipotong lagi menjadi 140 juta dolar AS untuk musim ini.
Tiga tim besar di F1 ingin batas itu dinaikkan dengan alasan lebih banyaknya sprint race yang digelar musim ini. Mereka juga akan harus membiasakan diri dengan mobil-mobil baru yang didesain mengikuti regulasi yang mengalami perombakan besar-besaran tahun ini.
Bos McLaren Zak Brown sempat menyebut tim-tim melobi untuk meningkatkan batas bujet dalam surat terbuka yang dipublikasikan di laman resmi tim itu bulan lalu. Bos-bos tim F1 akan mengajukan kompromi di pertemuan Komisi Formula 1 pada 14 Februari nanti untuk menjaga batas bujet tetap berlaku, tapi memangkas rencana sprint race menjadi tiga saja, seperti tahun lalu. Kompromi itu akan membutuhkan setidaknya 28 suara dari 30 untuk disetujui, yang berarti tiga tim yang meminta peningkatan batas bujet dapat menghalangi kesepakatan itu terjadi.
Steiner, sementara itu, berharap kompromi bisa tercapai. "Kami harus melobi ke sisi lain agar itu (peningkatan batas bujet) tidak terjadi. Terdapat tata kelola yang akan menyelesaikan masalah itu menurut saya," kata Stenier.