REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta masyarakat pesisir selatan mewaspadai gelombang tinggi karena bisa menimbulkan kecelakaan laut. "Kami sudah menyampaikan surat peringatan dan imbauan kepada aparatur kecamatan dan desa, juga pengelola wisata agar mewaspadai cuaca buruk di Selat Sunda bagian selatan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agus Reza Faizal di Lebak, Selasa (8/2/2022).
Gelombang di perairan Selat Sunda bagian selatan antara 2,5 sampai 4,0 meter. Sehingga membahayakan bagi masyarakat maupun wisatawan yang berenang, termasuk nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil. Selain itu, juga terjadi angin kencang disertai hujan. "Kami berharap masyarakat dan nelayan tetap mewaspadai cuaca buruk itu untuk menghindari kecelakaan laut," katanya.
Berdasarkan laporan BMKG, lanjutnya, perairan Selat Sunda bagian selatan kurang bersahabat, karena gelombang cukup tinggi disertai angin kencang dan hujan. Perairan selatan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan kondisi ombak cukup besar. Masyarakat, nelayan dan wisatawan, sebaiknya tidak melakukan aktivitas di laut.
Ia mengapresiasi nelayan tradisional yang tidak melaut karena cuaca buruk itu. "Kami, hingga saat ini belum menerima laporan adanya kecelakaan laut, baik dari kalangan masyarakat, nelayan maupun wisatawan," katanya.
Sementara itu, nelayan Tanjung Panto Binuangeun Kabupaten Lebak memilih tidak melaut, karena gelombang cukup tinggi disertai angin kencang, sehingga membahayakan bagi nelayan tradisional. "Kami, selama cuaca buruk lebih baik memperbaiki jaring," kata Amin (55), nelayan Tanjung Panto Kabupaten Lebak.