Ahad 17 Aug 2025 12:39 WIB

Cuaca Ekstrem Tewaskan Lebih dari 300 Orang di Pakistan

Jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
 Banjir di Pakistan (ilustrasi).
Foto: AP
Banjir di Pakistan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD — Lebih dari 300 orang dilaporkan tewas akibat hujan lebat, banjir bandang, sambaran petir, dan longsor yang menerjang wilayah barat laut Pakistan. Bencana ini terutama melanda daerah pegunungan terpencil di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Otoritas Penanggulangan Bencana Provinsi melaporkan total 307 kematian hingga Sabtu (16/8/2025). Negara-negara tetangga seperti India dan Nepal juga mengalami banjir dan cuaca ekstrem dalam sepekan terakhir.

Baca Juga

Seorang warga Distrik Bajaur, Saeedullah, menggambarkan detik-detik mengerikan saat petir menyambar rumahnya. Pada Kamis (14/8/2025), ia terbangun tengah malam saat mendengar petir, dan mendapati atap rumahnya ambruk.

“Kehancuran di mana-mana, pecahan puing-puing,” kata Saeedullah. Ia menemukan istri dan lima anaknya tewas di bawah reruntuhan.

Juru bicara layanan darurat 1122, Bilal Faizi, mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah karena masih banyak jenazah yang ditemukan di bawah bangunan yang runtuh. Distrik Buner menjadi wilayah dengan korban terbanyak, mencapai 184 orang.

Faizi menyebut banjir bandang terjadi sangat cepat sehingga warga tidak sempat menyelamatkan diri. “Tidak ada waktu bagi siapa pun untuk bereaksi,” ujarnya.

Di Desa Beshonrai, Distrik Buner, Zahid Hussain menyatakan lebih dari 60 warga desa meninggal dan 20 lainnya hilang. Ia bersama keluarganya berhasil melarikan diri setelah melihat air sungai meluap drastis. “Banjir menyapu rumah kami di depan mata kami, dalam hitungan menit kami kehilangan rumah,” kata Hussain.

Deputi Perdana Menteri Ishaq Dar mengatakan militer dan warga tengah melakukan operasi penyelamatan, sementara perdana menteri memimpin rapat darurat. Pemerintah provinsi mendirikan tenda medis dan menyalurkan bantuan makanan.

Cuaca juga membuat sebuah helikopter penyelamat jatuh pada Jumat, menewaskan lima orang di dalamnya.

Ahli meteorologi Pakistan Zaheer Babar menyatakan cuaca ekstrem kini lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan lebih besar. Ia menyebut faktor perubahan iklim serta pembangunan rumah di pinggir sungai turut memperparah dampak banjir bandang di Pakistan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement