REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu menyebutkan pembelajaran tatap muka (PTM) di tingkat SMA dan SMK tetap dilaksanakan 100 persen. Meskipun, kasus Covid-19 di wilayah itu terus bertambah.
"Saat ini di Provinsi Bengkulu masih melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sebab, kasus Covid-19 di Provinsi Bengkulu masih terkendali," kata Kepala Dikbud Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat di Bengkulu, Rabu.
Alasannya bukan semata-mata karena kasus Covid-19 di Bengkulu masih bisa dikendalikan. Siswa yang mengikuti PTM di sekolah sejauh ini belum ada yang terkonfirmasi positif Covid-19.
• Retizen Gelar Lomba Menulis: Covid Naik Lagi, Bagaimana Nasib PTM?
Namun demikian, pihaknya tetap meminta kepada seluruh sekolah untuk meningkatkan dan memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) seperti mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker. Serta melarang siswa melakukan kegiatan yang menimbulkan kerumunan, yang mempermudah penyebaran virus Covid-19.
Kata Eri, pihaknya juga melakukan pemeriksaan secara berkala di setiap sekolah apakah telah memenuhi persyaratan dilaksanakan PTM 100 persen atau belum.
• Allah tak Ingin Senegal Menunggu Terlalu Lama Lagi
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Universitas Bengkulu, Yar Johan, yang mengatakan bahwa hingga saat ini Unib masih melaksanakan perkuliahan secara luring atau tatap muka. Namun, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait perkuliahan tatap muka, apakah masih dapat dilaksanakan secara tatap muka atau daring.
Sebab hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi dari Gugus tugas Covid-19 jika mahasiswa Unib terkonfirmasi positif COVID-19. "Karena hingga saat ini belum ada laporan dari gugus tugas, perkuliahan tatap muka masih dilaksanakan dengan tetap menerapkan prokes yang ketat," ujarnya.
• Xavi: Barcelona Sangat Menghormati Islam
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni menjelaskan banyak pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 merupakan warga yang baru selesai melakukan perjalanan dari luar daerah Bengkulu khususnya wilayah dengan angka kasus tinggi.