Aplikasi CardioFriends Mahasiswa UMM Raih Medali di Ajang Internasional
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). | Foto: istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses mendapatkan medali perunggu pada ajang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Internasional yang bertemakan Asean Innovative Science Environmental and Enterpreneur Fair (AISEEF) 2022. Mahasiswa UMM berhasil mendapatkan raihan ini berkat gagasan aplikasi rehabilitasi untuk pasien penyakit jantung, CardioFriends.
Ajang ini diinisiasi oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan dilaksanakan secara hibrida. Pada lomba tersebut, aplikasi rancangan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) ini harus bersaing bersama 447 tim dari 20 negara di ASEAN.
Negara-negara yang ikut pada ajang ini antara lain Indonesia, Malaysia, Turkey, Mesir, Singapura, USA, Philipina, Palestina, Thailand, Lebanon, Macau, Vietnam, Uni Emirat Arab, Iran, Tunisia, Macedonia, Korea, Taiwan, dan Republik Serbia.
Salah satu anggota tim, Khoiroh Yeroh menjelaskan, gagasan pembuatan aplikasi CardioFriends berawal dari kekhawatiran anggota tim mengenai penanganan rehabilitasi para pasien penyakit jantung. Hal ini terurama di masa-masa pandemi Covid-19. "Padahal, rehabilitasi jantung merupakan salah satu intervensi pengobatan yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup pasien jantung koroner," kata Khoiroh.
Berdasarkan World Health Organization (WHO), ada 13 ribu lebih penderita penyakit jantung di seluruh dunia. Sementara itu, penyediaan layanan kesehatan menjadi terganggu karena penanganan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, tim memberikan solusi penanganan pasien jantung koroner di masa pandemi dengan menggunakan sistem berbasis mobile health bernama CardioFriends.
Khoiroh menjelaskan, aplikasi ini dirancang untuk memudahkan perawatan pasien penyakit jantung di rumah. Saat ini, pembuatan aplikasi tersebut telah sampai pada tahap prototipe. Namun untuk ke depan, masih diperlukan adanya penelitian dan uji coba lebih lanjut terkait efektivitas penggunaan aplikasi dalam mengatasi tantangan penyelesaian kasus penyakit tidak menular di era Covid-19.
Selain Khoir, tim ini juga diisi oleh Muhammad Dodik Prastiyo, Dinda Putri S, Fino Ardiansyah, dan Risa Aprillia. Pada kesempatan yang berbeda, Dodik menambahkan, aplikasi ini tidak hanya terbatas pada ponsel tetapi juga terintegrasi dengan smartwatch dan website.
Aplikasi ini juga memiliki delapan fitur utama. Fitur-fitur tersebut antara lain pendidikan, kepatuhan pengobatan, manajemen stres, dan kesehatan tubuh. Kemudian terdapat fitur aktivitas fisik, konseling kesehatan, dukungan komunitas penyakit jantung, dan pengukur kesejahteraan.
Menurut Khoiroh, integrasi smartphone dan smartwatch akan memudahkan kontrol harian pada aktivitas para pasien. Sementara itu, situs daring digunakan untuk akses pada data-data yang besar. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan dukungan menyelesaikan tantangan, notifikasi harian, mengukur pengetahuan, tingkat obesitas, dan juga tingkat stres,.
Mahasiswa FIKES UMM berharap pasien mendapatkan fasilitas rehabilitasi yang maksimal dengan adanya aplikasi ini. “Saya ingin nantinya aplikasi ini benar-benar bisa memberikan bantuan secara nyata serta adanya pengembangan inovasi terkait fitur-fitur yang ada,” jelasnya.