Jumat 11 Feb 2022 08:11 WIB

Waspada! BOR di Kota Tasikmalaya Sudah Naik Dua Kali Lipat

Mayoritas, kasus positif disumbang warga yang baru pulang dari bepergian ke luar kota

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus raharjo
Sejumlah pasien menjalani perawatan di pelataran IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). Pasien terpaksa antre bahkan belasan diantaranya terpaksa menunggu di lorong IGD dikarenakan ruang isolasi COVID-19 di RSUD dr Soekardjo penuh dengan Bad Occupancy Rate (BOR) melebihi 100 persen. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustami
Sejumlah pasien menjalani perawatan di pelataran IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). Pasien terpaksa antre bahkan belasan diantaranya terpaksa menunggu di lorong IGD dikarenakan ruang isolasi COVID-19 di RSUD dr Soekardjo penuh dengan Bad Occupancy Rate (BOR) melebihi 100 persen. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan. Akibatnya, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit untuk pasien Covid-19 di daerah itu ikut meningkat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per Kamis (10/2/2022), BOR di rumah sakit sudah mencapai 38 persen. Dari total 150 tempat tidur yang ada, sebanyak 57 unit sudah terisi pasien Covid-19. Angka BOR di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dari hari sebelumnya, yang hanya 15,7 persen.

Baca Juga

"Memang sejak dua pekan terakhir ada penambahan kasus aktif," kata Kepala Dinas Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, Kamis (10/2/2022).

Ia menyebut, kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya mayoritas dibawa oleh orang yang baru pulang bepergian ke luar kota. Menurut dia, sekitar 85-90 persen pasien Covid-19 saat ini baru saja melakukan perjalanan ke kota-kota besar, yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19.

Kendati demikian, Uus mengaku, belum bisa menentukan secara pasti varian Covid-19 yang ada di Kota Tasikmalaya. Sebab, di Kota Tasikmalaya tak terdapat alat pengetesan untuk menentukan varian Covid-19.

"Untuk menentukan variannya, omicron atau bukan, hanya bisa dilakukan di laboratorium provinsi atau pusat. Kami sudah kirim sejumlah sampel untuk diperiksa, tapi belum ada hasilnya," kata dia.

Uus mengimbau, masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Masyarakat juga diminta menjalani vaksinasi. Sebab, penyebaran Covid-19 hanya bisa dicegah dengan dua langkah itu.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat, saat ini terdapat 316 kasus aktif positif Covid-19. Angka itu mengalami penambahan 85 kasus dari hari sebelumnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement