Ahad 13 Feb 2022 03:03 WIB

Minim Edukasi Keuangan Digital Jadi Pemicu Penipuan Binary Option

Belum ada regulasi yang mengatur influencer yang mempromosikan aplikasi trading

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Ilustrasi Binary Option
Foto: Pixabay
Ilustrasi Binary Option

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kasus dugaan penipuan Binary Option belakangan ramai diperbincangkan karena korban telah melapor ke polisi. Mereka berkumpul grup telegram. Mereka saling berkoordinasi dan saling terprovokasi karena merasa tertipu dari beberapa influencer lainnya. Malahan, korban justru melakukan aksi provokasi.

Dalam grup telegram tersebut, mereka mengancam membunuh para afiliator dan influencer dari Binary Option. Tidak sedikit juga sumpah serapah mengalir di dalam grup itu. Aksi mereka grup telegram tersebut sudah mereka mulai semenjak akhir 2021.

Baca Juga

Para korban sudah melapor ke Polda Metro Jaya dan saat ini kasus diserahkan ke Bareskrim Polri. Sudah ada delapan korban yang diperiksa. Hingga akhir pekan ini, kasusnya masih dalam tahap penyelidikan.

Namun, para pengamat menilai bahwa kasus ini bukan hanya salah dari influencer atau afiliator semata dan pihak influencer tidak bisa disalahkan begitu saja. Terjadinya laporan dan dugaan kasus penipuan ini adalah dampak dari pengawasan awal pemerintah.