REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah di Kabupaten Pangandaran harus dihentikan sementara karena kasus Covid-19. Setidaknya, kasus Covid-19 telah ditemukan di tiga sekolah di daerah itu.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Pangandaran, Dodi Djubardi, mengatakan, saat ini sudah ditemukan kasus positif Covid-19 di tiga lingkungan sekolah, yaitu satu SD dan dua SMP. Namun diindukasi, penularan kasus bukan terjadi di lingkungan sekolah.
"Kami sudah mengambil langkah untuk penanganan di tiga sekolah itu," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (14/2/2022).
Ia menyebutkan, satu SD yang ditemukan kasus terkonfirmasi positif telah diliburkan sementara untuk seluruh siswanya, meski hanya ada satu siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. PTM di sekolah itu akan dihentikan untuk beberapa hari ke depan.
Sementara untuk satu SMP yang ditemukan kasus positif Covid-19, PTM hanya dihentikan untuk satu kelas, di mana siswa positif itu berada. Siswa di kelas lainnya tetap melaksanakan PTM seperti biasa.
Sedangkan, di satu SMP lainnya, PTM dihentikan secara keseluruhan. Sebab, di sekolah itu terdapat tiga siswa dalam satu kelas yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Jadi kepala sekolah memgambil inisiatif untuk meliburkan dulu semua selama beberapa hari. Kalau nanti tak ada penambahan, baru masuk lagi kelas lainnya," kata Dodi.
Ia menjelaskan, pelaksanaan PTM di sekolah lainnya masih berjalan dengan kapasitas 100 persen. Namun, ketika ada siswa yang terpapar Covid-19 dan penularan tidak terjadi di sekolah, maka PTM untuk tingkat SMP diliburkan satu kelas, sementara untuk tingkat SD diliburkan satu sekolah selama 3-7 hari.
"Saya kira di Pangandaran masih dalam taraf aman untuk PTM 100 persen. Sekarang juga kan masih level 1. Kalau level meningkat, baru kami evaluasi lagi," kata dia.
Baca:
11 Warga Jember Tewas Terseret Ombak, BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi
Pemkot Surabaya Ungkap Ada Pasien Covid-19 Tolak Isolasi Terpusat
Pengrajin Tahu di Bandung Ancam Mogok Produksi karena Harga Kedelai Mahal