REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Hampir seluruh sekolah tingkat SD dan SMP di Kabupaten Pangandaran telah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) sejak pekan lalu. Pelaksanaan PTM di daerah itu sejauh ini diklaim masih berjalan aman.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Dodi Djubardi mengatakan, pihaknya terus berkeliling sekolah untuk memantau langsung pelaksanaan PTM. Menurut dia, belum ada temuan kasus tertentu selama PTM berjalan.
"Semua sekolah sudah melaksanakan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (22/8).
Ia menjelaskan, pelaksanaan PTM di sekolah maksimal diikuti oleh 50 persen atau 14 orang siswa dalam satu kelas. Artinya, ketika siswa dalam satu kelas berjumlah dari 14 orang, pelaksanaan PTM harus diatur menjadi dua kelas.
"Kalau satu kelas itu hanya 14 orang, tidak apa-apa masuk semua," kata dia.
Dodi menambahkan, para siswa, guru, orang tua, juga terlihat antusias dalam melaksanakan PTM di sekolah. Sebab, mereka telah lama menantikan PTM di sekolah setelah sekian lama belajar secara daring.
Ia mengakui, pembelajaran secara daring memang tak seefektif PTM. Sebab, para guru dan siswa tak bisa berinteraksi secara langsung dalam proses transfer ilmu.
Karena itu, ia meminta semua pihak untuk sama-sama menjaga agar PTM di sekolah tetap berjalan dengan aman. Disdikpora Kabupaten Pangandaran juga akan terus melakukan pemantauan ke lapangan untuk memantau penerapan prokes di sekolah. Pasalnya, Bupati Pangandaran telah memberi instruksi agar pelaksanaan PTM di sekolah harus terus diawasi agar tetap aman.
Dodi menyebutkan, saat ini mayoritas sekolah di Kabupaten Pangandaran sudah mulai melaksanakan PTM. Namun, masih ada sekolah yang belum melaksanakam PTM, yaitu sekolah yang berada di desa berstatus zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19.
"Hanya ada beberapa yang belum PTM, misalnya di Padaherang. Karena belum diizinkan satgas kecamatan," kata dia.