REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, suatu ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan seorang hamba Allah yang dibantu awan dan hujan. Hamba Allah tersebut adalah seorang ahli sedekah.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ بِفَلَاةٍ مِنْ الْأَرْضِ فَسَمِعَ صَوْتًا فِي سَحَابَةٍ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلَانٍ فَتَنَحَّى ذَلِكَ السَّحَابُ فَأَفْرَغَ مَاءَهُ فِي حَرَّةٍ فَإِذَا شَرْجَةٌ مِنْ تِلْكَ الشِّرَاجِ قَدْ اسْتَوْعَبَتْ ذَلِكَ الْمَاءَ كُلَّهُ فَتَتَبَّعَ الْمَاءَ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِي حَدِيقَتِهِ يُحَوِّلُ الْمَاءَ بِمِسْحَاتِهِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ مَا اسْمُكَ قَالَ فُلَانٌ لِلِاسْمِ الَّذِي سَمِعَ فِي السَّحَابَةِ فَقَالَ لَهُ يَا عَبْدَ اللَّهِ لِمَ تَسْأَلُنِي عَنْ اسْمِي فَقَالَ إِنِّي سَمِعْتُ صَوْتًا فِي السَّحَابِ الَّذِي هَذَا مَاؤُهُ يَقُولُ اسْقِ حَدِيقَةَ فُلَانٍ لِاسْمِكَ فَمَا تَصْنَعُ فِيهَا قَالَ أَمَّا إِذْ قُلْتَ هَذَا فَإِنِّي أَنْظُرُ إِلَى مَا يَخْرُجُ مِنْهَا فَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ وَآكُلُ أَنَا وَعِيَالِي ثُلُثًا وَأَرُدُّ فِيهَا ثُلُثَهُ و حَدَّثَنَاه أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ كَيْسَانَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ وَأَجْعَلُ ثُلُثَهُ فِي الْمَسَاكِينِ وَالسَّائِلِينَ وَابْنِ السَّبِيلِ
Nabi Muhammad SAW bersabda: Saat seseorang berada di suatu padang pasir, ia mendengar suara di awan. (Suara itu berbunyi): Siramilah kebun si fulan.
Kemudian awan itu menjauh dan menurunkan air hujan. Ternyata di kebun yang sedang disiram hujan ada seseorang yang tengah mengurus air dengan sekopnya.
Seseorang yang mendengar suara di awan bertanya kepada orang di kebun itu: Wahai hamba Allah, siapa namamu? Ia menjawab: Fulan. Ternyata namanya sama seperti nama yang ia dengar dari awan.
Orang yang berada di kebun itu bertanya: Hai hamba Allah, kenapa kau tanya namaku? Ia menjawab: Aku mendengar suara di awan yang inilah airnya. Awan itu berkata, siramilah kebun si fulan, yaitu namamu.
Orang yang mendengar suara di awan bertanya: Apa yang kau lakukan dalam kebunmu? Ia menjawab: Karena kau mengatakan seperti itu, aku melihat (hasil) yang keluar darinya (kebun), lalu aku sedekahkan sepertiganya, aku makan sepertiganya bersama keluargaku dan aku kembalikan sepertiganya ke kebun. (HR Muslim)
Hadist ini dalam sanad lain memiliki tambahan redaksi. Yaitu, "Dan aku berikan sepertiganya untuk orang-orang miskin, peminta-minta dan ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan)."
Hadist ini menceritakan orang yang memiliki kebun. Hasil kebunnya disedekahkan sebanyak sepertiganya, dan sepertiganya lagi dimakan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Kemudian sepertiganya lagi dikembalikan untuk kebun. Tapi dalam redaksi lain disebutkan sepertiganya lagi untuk orang miskin, peminta-minta, dan orang yang sedang dalam perjalanan.