REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komitmen PT PLN (Persero) untuk menerangi hingga ke pelosok negeri terus berlanjut. Di awal tahun ini, perseroan berhasil melistriki desa-desa terpencil di Kecamatan Ueesi, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid optimistis, kehadiran listrik dapat menggerakkan perekonomian warga sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, dengan adanya akses listrik maka akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan serta tentunya akses informasi.
Adapun desa-desa tersebut antara lain, Desa Porabua, Desa Siluwi, Desa Konawendepiha, Desa Ueesi, Desa Wesinggote, Desa Watumendonga, Desa Ahilulu, Desa Alaaha, Desa Likuwalanapo, Desa Tongauna, dan Desa Puurau.
"Kami bersyukur berkat dukungan masyarakat dan stakeholder, listrik dapat teraliri di desa -desa tersebut. PLN berkomitmen untuk melistriki desa demi desa dalam daerah 3 T untuk menghadirkan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat luas, dan anak-anak dapat belajar di malam hari," kata Awaluddin.
Dia menjelaskan, dari potensi sebanyak 1.143 warga yang berada di desa-desa tersebut, sebanyak 417 pelanggan telah menikmati listrik. Sumber dana dalam melistriki daerah 3 T ini bersumber dari dukungan Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini bernilai investasi sebesar Rp 18,56 miliar.
Infrastruktur tersebut adalah jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 54,76 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 31,27 kms, serta 13 unit gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 650 kilo Volt Ampere (kVA).
Tentu saja, ini hanya merupakan tahap awal dari investasi PMN yang dilakukan PLN dalam rangka meningkatkan Rasio Elektrifikasi dan Rasio Desa Berlistrik dalam rangka melaksanakan mandat dari Pemerintah sebagai BUMN yang menjalankan Public Service Obligation, serta fungsi sosial dalam rangka pemerataan pembangunan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"Kehadiran listrik di desa daerah terpencil ini dapat memperluas pemerataan kelistrikan. Sampai dengan Januari 2022, total Rasio Elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 99,63 persen," terang Awaluddin.
Ia mengungkapkan, dalam membangun jaringan kelistrikan untuk melistriki desa-desa tersebut tidaklah mudah. Tim PLN harus menghadapi beragam tantangan salah satunya adalah masalah geografis dengan medan yang sulit dan tentu saja menghabiskan biaya yang tidak sedikit, serta tentu saja tetap ditempuh dengan tujuan mandat pendorong pertumbuhan ekonomi yang diemban PLN.
Sebagai contoh, di Kolaka Timur untuk sampai di Kecamatan Ueesi ditempuh dengan tujuh jam perjalanan dari Kota Kendari dengan jarak kurang lebih 100 kilometer (km).
"Apalagi pada bulan tertentu pada saat musim hujan yang berkepanjangan. Beberapa akses jalan juga terputus oleh sungai, sehingga untuk memobilisasi material sampai ke lokasi petugas menyeberang sungai menggunakan rakit," imbuh dia.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kolaka Timur Muhammad Isha Benhur mengapresiasi kerja keras PLN dalam menghadirkan listrik di desa-desa terpencil ini.
"Terima kasih kepada PLN yang sudah mewujudkan mimpi dengan membangun infrastruktur ketenagalistrikan dan kami bersyukur setelah sekian lama, akhirnya masyarakat sudah bisa menikmati listrik," ucapnya.
Isha optimitis, kehadiran listrik dapat meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga aktivitas perekonomian warga meningkat dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah serta tentunya kualitas kehidupan masyarakat akan meningkat pesat dengan kualitas pendidikan, kesehatan dan akses informasi yang lebih baik.
“Dengan hadirnya listrik di Kecamatan Ueesi, kami yakin dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dari aspek pendidikan, perekonomian, dan aspek lainnya,” harap Isha.