Kamis 17 Feb 2022 06:58 WIB

Riset: Mutu Air di Gresik, Mojokerto, dan Jombang tak Layak Minum

Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air Kali Brantas pada saat musim hujan

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Organisasi Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) dan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura melakukan pengujian sampel kualitas air Kali Brantas pada saat musim penghujan.
Foto: Ecoton
Organisasi Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) dan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura melakukan pengujian sampel kualitas air Kali Brantas pada saat musim penghujan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Organisasi Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) dan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura melakukan pengujian sampel kualitas air Kali Brantas pada saat musim penghujan. Kegiatan ini dilaksanakan di tiga kabupaten, yakni Gresik, Mojokerto, dan Jombang.

Perwakilan kelompok riset, Radita Putri Puspitasari mengatakan, penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air Kali Brantas pada saat musim penghujan. Berdasarkan hasil penelitian, kualitas air Kali Brantas di tiga kabupaten tersebut sudah tidak layak diminum. "Karena melebihi standard baku mutu air," kata mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura ini, dalam keterangan tertulis, Rabu (16/2/2022).

Baca Juga

Adapun hasil penelitian kualitas air di tiga kabupaten tersebut, menurut Radita, nilai pH masih dalam kategori layak. Rinciannya, yakni nilai pH di wilayah Driyorejo 6,52, Balongbendo sebesar 6,88 dan Perning, Kabupaten Gresik sekitar 6,69. Kemudian untuk wilayah Mojokerto, pH di area jembatan Gajah Mada 6,84, Gedek Kitik 6,72 dan Kesamben 6,83. Lalu untuk Kabupaten Jombang, pH di DAM Karet Menturus 6,73, Tembelangan Ploso 6,96 dan Jembatan Lama Ploso 6,92.

Sementara itu, nilai Dissolved Oxygen (DO), fosfat, klorin dan Total Dissolved Solid (TDS) di tiga kabupaten secara keseluruhan termasuk tidak layak. Wilayah Driyorejo, Kabupaten Gresik tercatat memiliki nilai DO 9,2, fosfat 1,15, klorin 0,76 dan TDS 211. Kemudian Balongbendo, Kabupaten Gresik dilaporkan nilai DO-nya 6,7 , fosfat 1,92, klorin 1,33 dan TDS 178. Untuk wilayah Perning, Kabupaten Gresik terdata nilai DO sebesar 10,8, fosfat 1,03, klorin 1,16 dan TDS 219.

Selain itu, Radita Putri juga mengungkapkan, nilai DO, fosfat, klorin dan TDS di tiga area Kabupaten Mojokerto. Lebih detailnya, yakni nilai DO di Jembatan Gajah Mada 8,9, fosfat 0,99, klorin 1,45 dan TDS 143. Kemudian di Gedek Titik, nilai DO 8,5, fosfat 2,03, klorin 1,36 dan TDS 180. Untuk wilayah Kesamben, nilai DO tercatat ada 8,6, fosfat 1,56, klorin 0,87 dan TDS 184.

Selanjutnya, Radita Putri juga memaparkan nilai DO, fosfat, klorin dan TDS di tiga wilayah di Kabupaten Jombang. DAM Karet Menturus tercatat mempunyai nilai DO 5,9, fosfat 1,56, klorin 0,82 dan TDS 182. Lalu untuk Tembelangan Ploso, nilai DO 7,1, fosfat 1,26, klorin 1,01 dan TDS 187. Terakhir untuk Jembatan Lama Ploso, tercatat nilai DO-nya 8, fosfat 6,92, klorin 1,21 dan TDS 188.

Dengan adanya temuan ini, Radita Putri dan tim riset pun menyimpulkan kualitas air Kali Brantas tidak layak diminum. Hal ini karena terdapat pencemaran limbah domestik di wilayah Jombang yaitu pabrik karton. Bahkan setelah dieliti di laboratorium ECOTON terdapat kandungan mikroplastik di tiga wilayah Kali Brantas.

Radita Putri mengaku tidak heran lagi jika Kali Brantas tak lagi layak minum setelah mengetahui bahwa ada limbah domestik yang dibuang ke sungai dari pabrik karton di Jombang. "Karena ini tomatis akan mengalir sampai ke muara," jelasnya.

Radita Putri berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi lingkungan dan memperketat pengawasan terhadap pihak pabrik. Hal ini penting supaya tidak terjadi pembuangan limbah yang asal-asalan di Kali Brantas.

Para mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura dan ECOTON menyarankan pemerintah selalu memperhatikan lingkungan dengan tiga cara. Pertama, rutin melakukan survei ke lokasi pembuangan limbah. Kemudian pengawasan lebih ketat dan penutupan saluran pembuangan limbah yang mengarah ke sungai.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement