REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak menegaskan, peningkatan kasus COVID-19 di wilayah setempat diakibatkan dari pelaku perjalanan luar daerah dan transmisi lokal.
"Kalau bercermin kasus varian Delta pada Juli - Agustus 2021. Hal serupa sudah terjadi saat ini. Jadi peningkatan kasus positif akibat pelaku perjalanan dari luar daerah terutama dari Pulau Jawa dan Bali, serta transmisi lokal," kata Andi Muhammad Ishak, Kamis.
Diketahui varian baru (Omicron), lanjut Andi Ishak, satu kasus positif bisa menulari lima sampai enam orang berikutnya, sehingga sangat wajar kondisi ini ada peningkatan dan akan terus terjadi."
Jika satu daerah sudah meninggi, kalau dilakukan tracing dengan baik maka akan ditemukan kasus cukup banyak," ujarnya. Diakuinya, justru cara tracing itu benar, agar tidak sempat menular kepada orang lain yang sehat atau transmisi lokal.
"Inilah yang terjadi sekarang dan sulit dihindari, transmisi lokal," ungkapnya. Untuk bisa menekan terjadinya penularan, lanjutnya, kerja sama dan dukungan semua pihak, terutama masyarakat agar setiap beraktivitas tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan lebih ketat ditambah ikuti vaksinasi.
Update perkembangan COVID-19 di Kaltim, Kamis per 17 Februari 2022, kasus terkonfirmasi positif 1.788 kasus, dari Balikpapan 685 kasus, Samarinda (342), Kutai Timur (221) Bontang (172), Kutai Kartanegara (168), Penajam Paser Utara (76), Berau (38) dan Kutai Barat (35), Mahakam Ulu (6), dan Paser (24), sehingga total kumulatif positif 167.233 kasus.
Pasien sembuh 283 kasus, sehingga total 154.689 kasus. Meninggal dunia 9 kasus dari Balikpapan 3 orang, Berau 2 orang, Kutai Kartanegara 2 orang, Kutai Timur dan Samarinda masing-masing 1 orang, sehingga total meninggal 5.472 orang. Kasus aktif dirawat 1.496 kasus, sehingga berjumlah 7.072 pasien.