Jumat 18 Feb 2022 22:29 WIB

NU Kuatkan Dakwah bil Mal

PBNU telah memiliki Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU)

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Erick Thohir bersama PBNU mewujudkan kemandirian ekonomi.
Foto: PBNU
Menteri Erick Thohir bersama PBNU mewujudkan kemandirian ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKALAN -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara Puncak Peringatan Harlah ke-99 NU di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Bangkalan, Kamis (17/2) malam. Dalam kegiatan ini, PBNU menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah untuk menguatkan dakwah bil Mal atau dakwah Islam yang disampaikan dengan pendekatan ekonomi. 

Pertama, penandatangan MoU dilakukan antara PBNU dan Kementerian BUMN tentang Sinergi peningkatan kemandirian ekonomi umat. Kerjasama ini ditandangani oleh Menteri BUMN Erick Yhohir dan Ketum PBNU KH yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

 

Kedua, penandatangan MoU dilakukan antara PBNU dan Kementerian Koperasi dan UKM tentang peningkatan dan pemberdayaan ekonomi umat di kalangan santri. Nota kesepahaman ini ditandangani oleh Menteri Teten Masduki dan Gus Yahya.

 

"Baru saja kita tandatangani kerjasama dengan dua kementerian yang insyaAllah nanti kita akan bangun 250 BUMNU dan kita akan didik sekurang-sekurangnya 10 ribuan wirasantri," ujar Gus Yahya dalam pidatonya di acara puncak Harlah NU di Bangkalan, Kamis (17/2) malam. 

 

Dalam sambutannya, Gus Yahya juga menyampaikan bahwa peringatan Harlah ke-99 NU tahun ini diselenggarakan dalam satu rangkaian di beberapa titik yang berbeda, yaitu di Balikpapan, Labuan Bajo, Pelembang, dan Bangkalan.

 

Menurut dia, empat titik kegiatan tersebut tidak dipilih secara acak, tapi merupakan kesimpulan dari suatu upaya refleksi perjalanan NU. Bangkalan sendiri dipilih menjadi tempat acara Harlah NU karena pihaknya ingin mengingat pesan-pesan Syaikhona Moh Kholil Bangkalan. 

 

"Harus saya katakan terus terang saja, kami datang ke sini menggelar peringatan Harlah di sini terutama maksudnya memang tabaruk, ngalap berkah kepada syaikhona dan mengingat pesan-pesan beliau," ucap Gus Yahya.

 

Peringatan Harlah NU ini mengusung tema sarat makna, yaitu "Menyongsong 100 Tahun NU: Merawat Jagat Membangun Peradaban". Acara puncak Harlah ke-99 NU ini juga dihadiri oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama wakilnya, Emil Elistianto Dardak. 

 

Dalam sambutannya, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa saat ini PBNU telah memiliki Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU). Karena itu, Khofifah bersama pengurus PBNU telah mendiskusikan tentang upaya penguatan dakwah bil mal di lingkungan NU. 

 

"Kita diskusi panjang dengan Ketum PBNU, Sekjen dan Mbak Alissa bahwa Nahdatut Tujjar ini akan menjadi bagian penting untuk bisa menguatkan dakwah bil mal, jihad bil mal di lingkungan NU," kata Khofifah yang juga menjabat sebagai Ketua PBNU. 

 

Sementara itu, Menteri BUMN RI Erick Thohir menjelaskan, Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa Covid-19 ini memang tidak hanya menekan sendi-sendi kesehatan, tapi juga memunculkan kesenjangan ekonomi.

 

Karena itu, Erick mendorong kepada NU untuk bisa membangkitkan ekonomi umat. Apalagi, menurut dia, Indonesia merupakan penduduk mayoritas Islam. 

 

"Karena itu, kami di BUMN mendorong bagaimana pesantren, NU hari ini bisa menjadi mercusuar daripada kembangkitan ekonomi yang tidak lain diimplementasikan hari ini dengan menandatangani kerjasama antara BUMN-nya punya NU dan BUMN yang punya Indonesia," kata Erick. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement