Jumat 18 Feb 2022 23:59 WIB

Erick Thohir Optimistis Ekonomi RI Tumbuh di Atas 5 persen Pada 2023

Erick Thohir yakin ekonomi tumbuh seiring hilangnya pandemi Covid-19

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir optimistis perekonomian Indonesia dapat tumbuh di atas lima persen pada tahun 2023. Erick Thohir mengatakan, padahal ada prediksi pada tahun 2023 secara ekonomi global itu akan melemah, karena memang Covid-19 ini mengganggu tidak hanya kehidupan namun juga sektor logistik dan sendi-sendi ekonomi.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir optimistis perekonomian Indonesia dapat tumbuh di atas lima persen pada tahun 2023. Erick Thohir mengatakan, padahal ada prediksi pada tahun 2023 secara ekonomi global itu akan melemah, karena memang Covid-19 ini mengganggu tidak hanya kehidupan namun juga sektor logistik dan sendi-sendi ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir optimistis perekonomian Indonesia dapat tumbuh di atas lima persen pada tahun 2023. Erick Thohir mengatakan, padahal ada prediksi pada tahun 2023 secara ekonomi global itu akan melemah, karena memang Covid-19 ini mengganggu tidak hanya kehidupan namun juga sektor logistik dan sendi-sendi ekonomi.

"Tapi kita pada tahun 2023 pun sepertinya masih bisa tumbuh di atas 5 persen," kata Erick dalam webinar di Jakarta, Jumat malam.

Menteri BUMN juga optimistis dan berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa menyentuh lima persen seperti sebelum pandemi Covid-19."Alhamdulillah juga pertumbuhan ekonomi kita masih baik dibandingkan dengan negara-negara lain. Diprediksi tahun ini pun Bismillah bisa mencapai 5 persen lagi seperti dulu," ujarnya.

Sebelumnya Pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 adalah sebesar 5,3 - 5,9 persen. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi tersebut diketahui lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang sebesar 5 - 5,5 persen.

Sejumlah indikator makro ekonomi yang dibicarakan dalam rapat tersebut adalah terkait sumber pertumbuhan dari sisi pengeluaran yang berasal dari sektor konsumsi sekitar 5 persen dan investasi meningkat pada level sekitar 6 persen.

"Ini selevel dengan sebelum pandemi covid dan ekspornya antara 6-7 persen dan tadi hilirisasi menjadi perhatian utama dan tentu memperhatikan dari global demand," kata Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement