Ahad 20 Feb 2022 12:26 WIB

Tren Kenaikan Covid di Bandung Diprediksi Masih Empat Pekan Lagi

Sebanyak 40 persen BOR di Bandung diisi pasien dari luar kota.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Petugas Public Safety Center (PSC) 119 berada di dalam ambulans usai mengevakuasi pasien Covid-19 bergejala ringan di Jalan Dago Pojok, Coblong, Kota Bandung, Jumat (18/2/2022). Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (PIKOBAR), hingga (17/2/2022), kasus terkonfirmasi total sebanyak 887.131 kasus dengan rincian 147.882 kasus aktif, 724.372 orang sembuh dan 14.877 jiwa meninggal dunia. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas Public Safety Center (PSC) 119 berada di dalam ambulans usai mengevakuasi pasien Covid-19 bergejala ringan di Jalan Dago Pojok, Coblong, Kota Bandung, Jumat (18/2/2022). Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (PIKOBAR), hingga (17/2/2022), kasus terkonfirmasi total sebanyak 887.131 kasus dengan rincian 147.882 kasus aktif, 724.372 orang sembuh dan 14.877 jiwa meninggal dunia. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung memprediksi tren penyebaran Covid-19 di Kota Bandung diprediksi masih akan naik hingga empat pekan ke depan. Penyebaran Covid-19 hingga Sabtu (19/2/2022) kemarin hampir mencapai 10 ribu kasus atau 9.319 kasus.

"Kemarin kami rapat, menurut para ahli yang saya tangkap tren kenaikan kasus diperkirakan masih akan terjadi dalam tiga empat minggu ke depan. Moga-moga perkiraan meleset tapi kami harus memegang perkiraan itu," ujar Sekretaris Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad (20/2/2022).

Baca Juga

Dengan kondisi tersebut, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak terlalu bereuforia di tengah tren kenaikan kasus Covid-19. Selain itu tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin.

"Belum saatnya euforia," katanya. Di tengah kenaikan kasus Covid-19, ia melanjutkan keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 di rumah sakit mencapai 732 tempat tidur atau 46.30 persen dari totak 1.581 tempat tidur yang disediakan.

"Rumah sakit diisi pasien gejala sedang dan berat. Dari 1.581 tempat tidur untuk Covid-19 terisi 732 atau 46.30 persen," katanya.

Ia melanjutkan dari 732 tempat tidur yang terisi sebanyak 40 persen merupakan pasien yang berasal dari luar Kota Bandung. Anhar menambahkan pihaknya memprediksi total masyarakat yang terpapar Covid-19 di Kota Bandung mencapai 700 orang.

Dengan 40 persen pasien yang berasal dari luar Kota Bandung dari jumlah 732 tempat tidur yang terisi maka masih banyak warga Kota Bandung yang enggan berobat ke rumah sakit. Keterlambatan memeriksakan kondisi kesehatan ke rumah sakit bisa berdampak kepada penurunan kondisi.

"Yang menarik adalah kami prediksi orang Kota Bandung yang KTP Bandung diperkirakan yang sakit itu angkanya sekitar 700 sekian artinya ada sekian puluh persen orang Kota Bandung yang belum mengakses rumah sakit," katanya.

Ia menuturkan terdapat banyak alasan sebagian masyarakat yang terpapar Covid-19 enggan berobat ke rumah sakit. Beberapa di antaranya kekhawatiran akan diisolasi dan rasa tidak nyaman terlebih bagi lansia.

"Tapi kalau kelompok ini (lansia) terlambat ke rumah sakit justru ketika dia mengakses rumah sakit terlambat bisa repot. Kalau lansia sudah positif segera komunikasi dengan dokter jangan nunggu parah," ungkapnya.

Anhar mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terharap varian Omicron. Apabila terdapat indikasi terpapar Covid-19 untuk segera melakukan tes.  Sedangkan bagi lansia untuk membatasi melakukan perjalanan, bertemu orang banyak maupun berkerumun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement