Rabu 23 Feb 2022 16:46 WIB

Pupuk Indonesia, Pertamina, dan PLN Sepakat Kembangkan Hidrogen

Pupuk Indonesia, Pertamina dan PLN berupaya mewujudkan green industry

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Molekul hidrogen. Ilustrasi.  PT Pupuk Indonesia (Persero) menyambut positif kerja sama dengan Pertamina dan PLN mewujudkan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green hidrogen dan green ammonia.
Foto: Google
Molekul hidrogen. Ilustrasi. PT Pupuk Indonesia (Persero) menyambut positif kerja sama dengan Pertamina dan PLN mewujudkan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green hidrogen dan green ammonia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) menyambut positif kerja sama dengan Pertamina dan PLN mewujudkan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green hidrogen dan green ammonia.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan sinergi ini akan mengintegrasikan upaya BUMN dalam melakukan dekarbonisasi secara lebih terintegrasi. "Apa pun rencana industri hijau pasti akan melibatkan Pupuk Indonesia karena harus melalui green ammonia dan blue ammonia," ujar Bakir saat penandatanganan nota kesepahaman dengan PLN dan Pertamina terkait sinergi BUMN untuk mewujudkan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green hidrogen dan green ammonia di Jakarta, Rabu (23/2).

Baca Juga

Bakir menjelaskan amonia merupakan bahan baku utama untuk memproduksi pupuk. Sedangkan green ammonia dan blue ammonia merupakan amonia yang diproses dan dihasilkan dari sumber energi yang terbarukan. Kata Bakir, amonia jenis ini memiliki kandungan karbon rendah sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat menjadi bahan baku pupuk di masa yang akan datang.

Bakir mengatakan produksi blue ammonia menggunakan blue hydrogen yang berasal dari sumber energi fosil. Bakir menyampaikan karbon yang terbentuk dari proses produksi blue ammonia yaitu CO2 harus diinjeksikan kembali ke dalam perut bumi, dan terkait hal ini dikenal sebagai Carbon Capture Storage (CCS) Technology.