REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hujan es melanda Surabaya pada Senin (21/2). Selain menyebabkan kerusakan fisik di sejumlah fasilitas umum dan pribadi, hujan es disertai angin kencang tersebut nyatanya juga memberi dampak bagi tercemarnya kualitas udara.
Namun Kepala Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Arie Dipareza Syafei mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi fenomena hujan es. Ia menegaskan, hujan es sebenarnya memiliki kandungan yang tidak jauh berbeda dengan hujan biasa.
“Hanya berbeda bentuk, yang satu air, yang satu padat,” ujarnya, Rabu (23/2).
Meski demikian, Arie membenarkan hujan es membawa polutan dari atmosfer. Bukan sekadar membawa partikel debu yang berukuran kecil. Ia mengungkapkan hujan es juga mengandung gas-gas emisi seperti nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida.