Selasa 29 Mar 2022 05:33 WIB

Kiat Hindari Investasi Bodong

Kiat Hindari Investasi Bodong

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Kiat Hindari Investasi Bodong - Suara Muhammadiyah
Kiat Hindari Investasi Bodong - Suara Muhammadiyah

MALANG, Suara Muhammadiyah – Kegiatan investasi kini sedang marak dan banyak dilakukan oleh masyarakat. Sayangnya, sebagian besar dari mereka tidak memiliki literasi dan pengetahuan mendalam terkait investasi sehingga mudah terjebak investasi bodong. Melihat realita itu, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Venus Kusumawardana tergerak untuk memberikan kiat agar masyarakat bisa menghindari hal tersebut.

Venus, panggilan akrabnya menjelaskan bahwa ada dua hal hal yang perlu diperhatikan dalam memilih investasi yang aman serta menguntungkan. Hal pertama adalah logis, yakni bagaimana kita bisa berpikir logis terkait return maupun cara mekanisme investasinya. Kemudian yang kedua adalah legal, yaitu melihat bagaimana status perizinan perusahaan investasi yang menawarkan. Apakah perusahaan itu sudah mendapat izin dari otoritas yang menaunginya, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

“Dua hal ini menjadi penting karena akan menentukan seberapa aman investasi yang kita lakukan. Jangan-jangan perusahaan yang menawarkan berjalan dengan illegal. Selain itu, seringkali para investor baru berharap investasinya bisa mendapatkan return tinggi dalam waktu yang singkat. Memang mungkin, tapi risikonya juga tinggi. Sebaliknya, jika returnya rendah, biasanya risikonya juga rendah,” ujarnya menuturkan.

Lebih lanjut, dosen asli Situbondo ini mengatakan bahwa ada cara mudah untuk mengenali investasi bodong. Kebanyakan dari mereka akan memberikan embel-embel keuntungan yang tinggi serta menekankan untuk mencari kawan downline. Selain itu, testimoni-testimoni yang diberikan juga dikenalkan oleh figur publik untuk meningkatkan daya tarik. Janji kemudahan untuk menarik kembali aset yang diinvestasikan juga sering menjadi alat untuk menggaet investor baru.

Meski begitu, ada beberapa kiat yang juga Venus bagikan agar tidak terjerat jenis penipuan ini. Pertama yakni dengan berhati-hati apabila ada penawaran investasi yang mengiming-imingi keuntungan dan janji imbal hasil tinggi di atas rata-rata pasar dalam jangka waktu yang singkat. Kedua, masyarakat diharapkan tidak mudah termakan bujuk rayu penjual yang memaksa untuk membeli, sekalipun ia adalah kerabat atau teman. Ketiga, perusahaan investasi tipuan biasanya akan menunjukkan profil perusahaan yang tampak profesional dengan harapan masyarakat bisa yakin akan kredibilitasnya.

“Namun jika dilihat lebih seksama, ada beberapa kejanggalan seperti ketidakjelasan manajemen pengurus, laporan keunagan hingga kinerja investasi. Yang terakhir yakni melihat ada tidaknya izin penawaran investasi dari lembaga pengawas pemerintah,” tambahnya.

Menurutnya, praktek penipuan berkedok investasi akan tumbuh subur bila masyarakat masih malas berpikir kritis dan logis. Apalagi dengan minimnya wawasan dan pengetahuan masyarakat akan jenis-jenis investasi. Ditambah lagi dengan adanya mental serta etos kerja yang ingin kaya mendadak tanpa bekerja keras. Maka perlu adanya pengenalan dan edukasi terkait jenis-jenis dan langkah investasi.

“Kebetulan Organisasi tata Kelola (OTK) Galeri Investasi Bursa Efek Indoensia (BEI) FEB UMM juga memiliki program untuk memberikan edukasi dan literasi pasar modal bagi semua kalangan masyarakat. Harapannya, upaya ini bisa meminimalisir korban penipuan investasi bodong. Saya juga ingin mewanti-wanti masyarakat untuk berpikir logis dan legal agar terhindar investasi semacam ini,” pungas Venus. (diko)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement