Indonesia Sering Dilanda Hujan Es, Pakar Jelaskan Penyebabnya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq

hujan batu es
hujan batu es | Foto: Flickr/The Conversation

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Amien Widodo menjelaskan penyebab fenomena hujan es yang sempat melanda sejumlah wilayah Surabaya, beberapa waktu lalu. Hail atau yang lebih dikenal dengan hujan es terjadi karena awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat besar dan gelap seperti bentuk jamur.

Awan yang sering muncul dari awal hingga di akhir musim penghujan ini dapat menyebabkan hujan es karena aliran udara ke bawah yang cukup tinggi. “Dengan didukung suhu permukaan yang rendah, hujan yang akan turun bisa berbentuk butiran es,” kata Amien, Jumat (25/2/2022).

Selain hal tersebut, lanjut Amien, awan Cb juga dapat membawa angin puting beliung yang sangat kencang. Menurutnya, angin puting beliung ini yang dapat memperburuk dampak dari hujan es yang belakangan kerap melanda Indonesia.

“Hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia, kondisinya semakin parah karena semakin banyak titik yang mengalami hal ini,” ujar dosen Departemen Teknik Geofisika ITS ini.

Ia melanjutkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan perubahan iklim telah nyata terjadi di seluruh dunia. Efeknya adalah kondisi di permukaan bumi akan semakin ekstrem jika terus dibiarkan.

Termasuk terjadinya angin puting beliung bahkan hujan es yang sebelumnya sangat jarang terjadi di Indonesia. “Hal ini yang perlu mendapat perhatian serius oleh semua orang, karena hujan es termasuk buntut dari perubahan iklim tersebut,” kata Amien.

Mengingat perubahan iklim yang telah terjadi, Amien memaparkan hujan es sangat berpotensi menjadi bencana alam dari yang sebelumnya hanya fenomena alam biasa. Hujan es yang berukuran besar dan lebih padat dapat membawa kerusakan bagi masyarakat seperti pecahnya kaca atau genting rumah.

“Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih harus diwaspadai karena bersifat lebih merusak,” ujarnya.

Sayangnya, hujan es yang terjadi tidak dapat diprediksi secara pasti akan terjadi kapan dan di mana, sehingga masyarakat tetap harus waspada terlebih saat musim penghujan. Hal ini karena tidak selalu awan Cb membawa angin puting beliung dan menurunkan hujan es.

“Konstruksi harus lebih disiapkan untuk menghadapi hujan es yang disertai dengan angin puting beliung,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Walhi: Cuaca Ekstrem di Sulsel Sudah Tiga Kali Terjadi

AP I Siapkan Langkah Antisipasi Cuaca Ekstrem

BMKG: Hujan Es Berpotensi Terjadi Hingga April

BMKG: Sel-Sel Awan Cumulonimbus Terdeteksi di Jawa Saat Hujan Es

Hujan Es Landa Dua Kecamatan di Cianjur Jabar

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark