REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Riset HSBC Indonesia melihat outlook positif pada investasi hijau dengan metrik Environmental, Social and Governance (ESG). Sebagai contoh, sektor kendaraan listrik dan pembangkit listrik berkelanjutan.
Head of Wealth Development, HSBC Indonesia mengatakan Verawaty Zhao mengatakan perekonomian global tahun ini menghadapi sejumlah tantangan seiring masih berlangsungnya pandemi Covid-19. Hal ini membuat pertumbuhan perekonomian global tahun ini diperkirakan akan melambat ke level 4,1 persen dari realisasi tahun lalu 5,7 persen.
Meskipun demikian, secara regional, perekonomian Asia masih memiliki prospek pertumbuhan kuat di tahun ini dengan perkiraan pertumbuhan 4,8 persen yang ditopang oleh kuatnya permintaan domestik. Di Asia Tenggara, Singapura akan mendapatkan manfaat dari pemulihan ekonomi global, sedangkan pasar saham Indonesia akan mendapatkan manfaat dari perkembangan industri hijau yang ditopang oleh industri bahan baku.
Tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) masih akan menjadi fokus utama perekonomian global tahun ini karena Bank Sentral AS atau The Fed berpotensi menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari ekspektasi sehingga menyebabkan fluktuasi di pasar keuangan. Tingkat inflasi masih akan terkendali di negara Asia sehingga memungkinkan bank sentral Asia untuk menahan suku bunga, dibandingkan The Fed.
“Untuk investasi jangka panjang, pasar saham masih menjadi prioritas portofolio investasi dengan return relatif positif dan relatif lebih tinggi dari obligasi, ditopang oleh harapan adanya fase pertumbuhan setelah pandemi," ujarnya saat webinar, Jumat (25/2/2022).
Menurutnya arus modal akan terus masuk ke pasar saham Indonesia seiring berkembangnya sektor teknologi. Tercatat sejumlah rencana initial public offering (IPO) perusahaan teknologi dalam 12 bulan ke depan menjadi katalis masuknya aliran dana asing lebih lanjut .
"Kesempatan investasi akan muncul sektor yang berhubungan dengan transformasi digital seperti cloud computing, AI/Machine learning dan analytics, Internet of Things dan elektrifikasi, financial technology dan pembayaran digital, digital customer engagement serta 5G," ucapnya.