REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga gas elpiji tiga kilogram di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) naik. Para pemilik pangkalan pun diminta untuk menjual gas melon itu sesuai peruntukannya.
"Penyesuaian harga itu berlaku mulai hari ini, 1 Maret 2022,’’ ujar Kabid Elpiji PSO Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Cirebon, Sri Wahyuni Herman, Selasa (1/3/2022).
Sri mengatakan, sebelumnya, harga eceran tertinggi (HET) gas melon di tingkat agen mencapai Rp 14.500 per tabung dan di tingkat pangkalan Rp 16 ribu per tabung. Namun dengan adanya penyesuaian harga itu, maka HET gas melon di tingkat agen kini menjadi Rp 16 ribu per tabung dan di tingkat pangkalan senilai Rp 19 ribu per tabung. Di pangkalan itulah konsumen bisa membeli gas melon yang mereka butuhkan.
Sri mengatakan, penyesuaian harga itu sebelumnya mengalami penundaan sebanyak dua kali yakni, pada 1 September 2021 dan November 2021. Penyesuaian harga gas melon terakhir kali dilakukan pada 2017 silam.
Sri mengungkapkan, kenaikan harga gas melon tersebut disesuaikan dengan dinamika ekonomi yang dialami agen dan pangkalan di masing-masing daerah. Hal itu di antaranya, penerapan PPN maupun kenaikan biaya operasional.
Menurut Sri, penyesuaian harga gas melon menjadi Rp 19 ribu per tabung di tingkat pangkalan itu berlaku sama di Wilayah Ciayumajakuning. Penyesuaian harga itupun tertuang dalam SK masing-masing kepala daerah.
Khusus untuk Kabupaten Indramayu, penyesuaian harga gas elpiji melon itu tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Indramayu Nomor 541.11/Kep.233-Eko/2021, tertanggal 6 Mei 2021.
‘’Kita sudah berikan penekanan ke pangkalan agar menjual gas elpiji tiga kilogram sesuai HET,’’ kata Sri.
Sri menambahkan, pihaknya pun mengingatkan para pemilik pangkalan untuk menjual gas elpiji tiga kilogram sesuai peruntukannya yakni, untuk masyarakat miskin.
''Kami sudah wanti-wanti ke pangkalan, jangan sampai barang subsidi ini dijual ke rumah makan ataupun konsumen yang tidak sesuai peruntukannya, seperti restoran, peternakan, pertanian,'' kata Sri.
Sri menyatakan, khusus untuk Kabupaten Indramayu, telah ada surat edaran dari bupati yang melarang para aparatur sipil negara (ASN) menggunakan gas elpiji tiga kilogram. Larangan tersebut juga berlaku bagi restoran dan hotel. Sri menambahkan, untuk petani dan nelayan, pihak Pertamina juga telah mengalokasikan khusus gas bagi mereka. Untuk itu, Pertamina berkoordinasi langsung dengan dinas terkait.
Sementara itu, Hiswana Migas Korda Indramayu, Asep Saefudin menambahkan, hingga saat ini pasokan gas elpiji tiga kilogram di Kabupaten Indramayu dalam kondisi aman. Bahkan, pasokan gas elpiji untuk Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan.
Asep menyebutkan, alokasi gas elpiji tiga kilogram di Kabupaten Indramayu pada tahun ini mencapai 54.660 metrik ton. Jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu yang mencapai sekitar 50 ribu metrik ton.
''Naik sekitar sepuluh persen,'' kata Asep.
Asep mengungkapkan, Pertamina pun telah melakukan pemerataan pangkalan. Sebelumnya di satu desa biasanya hanya ada satu pangkalan. Namun sekarang, dengan adanya penambahan agen baru dari 19 agen menjadi 30 agen, maka pasokan gas melon di Indramayu jadi melimpah.
''Jadi masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan stok elpiji tiga kilogram karena pasokan melimpah. Termasuk jelang Ramadhan juga aman,'' kata Asep.
Ketika ditanyakan mengenai adanya kenaikan permintaan terhadap gas melon seiring naiknya harga gas elpiji nonsubsidi, Asep menyatakan, sejauh ini masih normal.
''Sampai sekarang biasa-biasa saja. Masih normal," kata Asep.