Rabu 02 Mar 2022 16:01 WIB

AS dan Negara IEA Lepas Cadangan Minyak Demi Redam Gejolak Harga

Gangguan lebih lanjut ekspor minyak dari Rusia dapat mengerek harga lebih tinggi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kilang minyak di Midland, Texas, Amerika Serikat. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) lainnya pada Selasa (1/3/2022) sepakat untuk melepaskan 60 juta barel cadangan minyak ke pasar dunia untuk mengkompensasi gangguan pasokan dan harga menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Foto: AP News
Kilang minyak di Midland, Texas, Amerika Serikat. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) lainnya pada Selasa (1/3/2022) sepakat untuk melepaskan 60 juta barel cadangan minyak ke pasar dunia untuk mengkompensasi gangguan pasokan dan harga menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) lainnya pada Selasa (1/3/2022) sepakat untuk melepaskan 60 juta barel cadangan minyak ke pasar dunia untuk mengkompensasi gangguan pasokan dan harga menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (2/3/2022), perdagangan minyak Rusia berantakan setelah banyak negara memberlakukan sanksi terhadap perusahaan, bank, dan individu Rusia.

Baca Juga

Perdagangan minyak Rusia memang dibebaskan dari sanksi, namun para pembeli tetap menghindari minyak Rusia untuk menghindari adanya pelanggaran yang bisa dilakukan tanpa disadari.

Pernyatan resmi IEA tidak menjelaskan apa pun untuk menghentikan reli pada minyak mentah berjangka karena investor menilai akibat meningkatnya gangguan pada pasokan. Minyak mentah Brent naik 7 dolar AS per barel menjadi 104,97 dolar AS per barel, harga itu tertinggi sejak 2014.