Kampus-Kampus di Sleman Diminta Siapkan PeduliLindungi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Pengunjung memindai kode batang melalui aplikasi PeduliLindungi (ilustrasi). | Foto: Republika/Abdan Syakura
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sleman masih cukup tinggi. Walaupun masih terus terbilang fluktuatif, pekan lalu angkanya sempat menembus 1.000 kasus dan terjadi selama beberapa hari, sebelum kembali menurun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama mengingatkan, Covid-19 varian Omicron memiliki daya tular tinggi, bisa empat kali lipat dari varian Delta. Di Sleman sendiri, positif harian mencapai 555 kasus per 1 Maret 2022.
Ia menerangkan, tinggi kasus turut dipengaruhi kriteria tes yang mencakup tidak cuma PCR tapi Antigen. Misalnya, dari 555 kasus harian yang tercatat itu, terdiri dari 355 hasil positif dari tes PCR ditambah 200 hasil positif dari tes Antigen.
Berasal dari kontak erat 134 kasus, suspect 232 kasus, biasanya mereka yang sudah di faskes-faskes dan 189 screening yang biasanya jadi komponen terbanyak. Seperti mereka yang habis melakukan perjalanan ke luar kota atau pulang dari luar kota.
Cahya menekankan, kondisi ini memang sudah mengakibatkan ketersediaan tempat tidur di fasilitas-fasilitas isolasi terpusat. Sebab, secara teori, untuk varian Omicron ini memang akan lebih cepat menular, sehingga banyak sekali yang akan terpapar.
"Di sisi lain tingkat keparahan rendah, masuk RS rendah, bor ICU kita masih 28,15 persen, masih lebih aman dibandingkan varian Delta yang sudah di atas 60 persen," kata Cahya, Rabu (2/3/2022).
Ia menuturkan, mereka terus pula mengusahakan agar kapasitas kamar di RS-RS over capacity. Maka itu, Dinkes Sleman sudah mengeluarkan surat edaran agar menambah kapasitas untuk pasien Covid-19, 30 persen untuk RSUD dan 20 untuk RS swasta.
Cahya menjelaskan, peningkatan pasien yang menempati fasilitas isolasi terpusat memang sudah diperkirakan saat angka terkonfirmasi positif Covid-19 Jakarta naik. Karenanya, Dinkes Sleman telah mengirimkan surat ke perguruan-perguruan tinggi.
"Kami surati universitas-universitas agar mereka mempersiapkan PeduliLindungi," ujar Cahya.
Menurut Cahya, aplikasi perlu dihadirkan dan diterapkan kampus-kampus tidak cuma untuk mencegah penularan terjadi. Tapi, untuk memantau mahasiswa/i yang baru tiba di DIY dan belum divaksin, agar segera divaksinasi di faskes-faskes terdekat.