Kamis 03 Mar 2022 21:30 WIB

Presiden Turki Serukan Gencatan Senjata Segera kepada Rusia dan Ukraina

Masyarakat internasional menyambut perang Rusia di Ukraina dengan kemarahan

Red: Nur Aini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengulangi seruannya kepada Rusia dan Ukraina agar melakukan gencatan senjata saat perang kedua pihak berlanjut pada hari keenam.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengulangi seruannya kepada Rusia dan Ukraina agar melakukan gencatan senjata saat perang kedua pihak berlanjut pada hari keenam.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengulangi seruannya kepada Rusia dan Ukraina agar melakukan gencatan senjata saat perang kedua pihak berlanjut pada hari keenam.

“Seruan kami pada Rusia dan Ukraina adalah agar mereka menghentikan perang mereka sesegera mungkin,” kata Recep Tayyip Erdogan dalam konferensi pers bersama Presiden Kosovo Vjosa Osmani-Sadriu di kompleks kepresidenan di Ankara.

Baca Juga

Erdogan meminta Moskow dan Kyiv untuk "memberikan kontribusi yang baik bagi perdamaian dunia."

Masyarakat internasional menyambut perang Rusia di Ukraina dengan kemarahan sejak dimulai Kamis lalu, dan Uni Eropa, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Sejauh ini, setidaknya 136 warga sipil, termasuk 13 anak-anak, telah tewas dan 400 lainnya, termasuk 26 anak-anak, terluka di Ukraina, menurut laporan PBB.

Sekitar 660.000 orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, kata badan pengungsi PBB pada Selasa.

Kemungkinan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa

Erdogan juga memuji kemungkinan aksesi Uni Eropa (UE) untuk Ukraina, dengan mengatakan "Kami menghargai upaya untuk memberikan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. Tetapi saya bertanya kepada anggota UE, mengapa keanggotaan Turki di Uni Eropa membuat kalian khawatir?"

Menyerukan blok tersebut untuk menunjukkan kepada Turki "sensitivitas" yang sama seperti yang mereka lakukan untuk Ukraina, dia kembali bertanya: "Apakah kalian akan menempatkan Turki dalam agenda ketika ada yang menyerang?"

Pada Senin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan "aksesi segera" Ukraina ke Uni Eropa.

"Kami menyerukan kepada Uni Eropa untuk aksesi segera Ukraina di bawah prosedur khusus yang baru," kata Zelenskyy dalam pidatonya kepada Uni Eropa.

Turki mengajukan keanggotaan di Uni Eropa pada 1987, dan pembicaraan aksesi dimulai pada 2005. Namun negosiasi terhenti pada 2007 karena keberatan dari pemerintah Siprus Yunani di pulau Siprus yang terbagi, serta penolakan dari Jerman dan Prancis.

Pada Selasa, Parlemen Eropa mengadopsi resolusi yang menentukan hasil pencalonan Uni Eropa untuk Ukraina sehari setelah delapan negara di blok - Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Slovenia, dan Slovakia - menyatakan dukungan mereka untuk seruan Zelenskyy.

Baca: Ancaman Banjir Bandang, Setengah Juta Warga Sydney Diminta Mengungsi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement