REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan penjualan tiket MotoGP Mandalika atau Pertamina Grand Prix of Indonesia di antaranya membuat tiket MotoGP satu paket dengan penginapan. Upaya ini sesuai hasil monitoring dan verifikasi lapangan yang dilakukan Kantor Staf Presiden bahwa ada kekhawatiran wisatawan terkait ketersediaan hunian, yang menyebabkan penjualan tiket MotoGP belum maksimal.
"Salah satu penyebab minimnya penjualan tiket MotoGP tidak terlepas dari ketersediaan akomodasi yang terbatas. Wisatawan khawatir tidak mendapat penginapan sementara mereka sudah telanjur membeli tiket MotoGP," kata Deputi I Kepala Staf Kepresidenan RI Febry Calvin Tetelepta, dikutip dari siaran pers KSP, Jumat (4/3/2022).
Febry mengatakan, dari seluruh akomodasi yang tersebar di Lombok, saat ini hanya 75 persen yang bisa beroperasi karena terdampak pandemi. Dari jumlah itu, setengahnya sudah ter-booking, dan masih tersedia 7.200 kamar.
Ia mengatakan, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya agar masyarakat dapat mengakses akomodasi dengan terjangkau. Salah satunya, kata dia, memberlakukan Pergub NTB No.9/2022 yang mengatur tarif akomodasi selama event internasional.
"Untuk memaksimalkan pemanfaatan homestay atau sarhunta, KSP juga mendorong agar homestay yang ditawarkan dapat diakses melalui channel online ITDC," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Febry juga meminta Pemda dan ITDC untuk terus mengajak masyarakat ikut menonton perhelatan MotoGP. “Pemda NTB sudah melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan sarana dan prasarana MotoGP. Perlu juga terobosan melibatkan masyarakat mensukseskan penyelenggarannya,” kata Febry.
Jumlah tiket MotoGP Mandalika yang terjual sampai 20 Februari 2022 sebanyak 21.530 tiket. Jumlah ini masih jauh dari target yakni 60 ribu tiket.