Kasus Covid-19 Kabupaten Sleman Berangsur Turun
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Virus Covid-19 (ilustrasi) | Foto: www.wikimedia.org
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sleman, DIY, terus mengalami penurunan. Walaupun sempat menembus angka 1.000 kasus dua pekan lalu dan cenderung fluktuatif, sepanjang pekan ini tren kasus harian masih terus mengalami penurunan.
Pada 27 Februari 2022 tercatat 769 kasus, lalu turun drastis menjadi 322 kasus pada 28 Februari 2022, dan 555 kasus pada 1 Maret 2022. Bahkan, pada 28 Februari 2022, angka terkonfirmasi Covid-19 harian Sleman bukan yang tertinggi di DIY.
Kasus harian yang menembus 1.000 terakhir terjadi pada 2 Maret 2022 atau tepatnya 1.013 kasus. Angka itu jauh melebihi kabupaten/kota lain yang ada di DIY karena kisaran kasus harian tertinggi sekitar 600 dan terendah bisa di bawah 100 kasus.
Terkonfirmasi positif Covid-19 harian Sleman mulai mengalami penurunan kembali pada 3 Maret 2022 dengan 979 kasus. Kasusnya mengalami penurunan lagi pada 4 Maret 2022 dengan 740 kasus dan 741 kasus pada 5 Maret 2022, serta 653 kasus 6 Maret 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama melihat, saat ini gairah masyarakat mendapatkan vaksinasi tampak sudah berbeda dari sebelumnya. Terutama, bagi masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi tahap pertama dan tahap kedua.
"Masyarakat untuk booster ini sudah beda niat atau motivasi. Kalau dulu jika tidak vaksin linier nanti tidak bisa masuk mal dan lain-lain, karena keperluan untuk itu semua harus sudah vaksin. Jadi, memang harus dimotivasi masyarakat untuk booster," kata Cahya.
Ia mengingatkan, di Sleman terdapat empat lokasi isolasi terpusat yang dapat dimanfaatkan yaitu Asrama Haji, Rusunawa Gemawang, UII, dan Unisa. Dari empat lokasi total ada 411 tempat tidur dan telah terisi pekan ini sebanyak 243 pasien.
Walaupun rasio keterisian tempat tidur (BOR) di Sleman sudah mencapai 59 persen, ia menekankan, angka itu belum sebanyak ketika varian Delta merebak. Terlebih, saat ini sebagian besar masyarakat sudah mendapat vaksinasi tahap satu dan dua.
Sejauh ini, capaian vaksinasi di Kabupaten Sleman untuk dosis satu 99,3 persen, dosis dua 91,7 persen dan dosis tiga 11,27 persen. Kemudian, vaksinasi lansia dosis pertama 84,2 persen, dosis dua 77,7 persen, dan dosis tiga 19,1 persen.
"Vaksinasi anak-anak dosis satu mencapai 95,28 persen dan dosis dua yang masih berjalan saat ini mencapai 81,41 persen," ujar Cahya.
Ia menambahkan, vaksinasi tiga tahap itu akan melindungi baik lansia maupun non-lansia dari tingkat kematian dengan risiko turun sampai 0,49 persen. Untuk lansia tanpa komorbid, dengan booster tingkat kematian turun jadi 0,49 persen.
Sedangkan, non-lansia tanpa komorbid yang sudah vaksinasi tahap satu dan dua tapi belum booster, tingkat kematiannya masih diperkirakan 2,9 persen.
Adapun bagi lansia tanpa komorbid dilengkapi booster tingkat kematian turun jadi 7,5 persen. "Tapi kalau hanya dengan vaksin primer tingkat kematiannya 22,8 persen," katanya.