Foto udara pemukiman yang hancur akibat gempa, di Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Selasa (8/3/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Pemkab Pasaman Barat melakukan penyesuaian tata ruang dan mitigasi bencana setelah ditemukannya patahan baru pascagempa Magnitudo 6,1 di daerah itu yakni sesar Talamau. (FOTO : Antara/Iggoy el Fitra)
Foto udara pemukiman yang hancur akibat gempa, di Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Selasa (8/3/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Pemkab Pasaman Barat melakukan penyesuaian tata ruang dan mitigasi bencana setelah ditemukannya patahan baru pascagempa Magnitudo 6,1 di daerah itu yakni sesar Talamau. (FOTO : Antara/Iggoy el Fitra)
Warga membersihkan puing rumahnya yang runtuh akibat gempa di Lubuk Panjang, Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Selasa (8/3/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Pemkab Pasaman Barat melakukan penyesuaian tata ruang dan mitigasi bencana setelah ditemukannya patahan baru pascagempa Magnitudo 6,1 di daerah itu yakni sesar Talamau. (FOTO : Antara/Iggoy el Fitra)
Warga membersihkan puing rumahnya yang runtuh akibat gempa di Lubuk Panjang, Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Selasa (8/3/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Pemkab Pasaman Barat melakukan penyesuaian tata ruang dan mitigasi bencana setelah ditemukannya patahan baru pascagempa Magnitudo 6,1 di daerah itu yakni sesar Talamau. (FOTO : Antara/Iggoy el Fitra)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,PASAMAN BARAT -- Foto udara pemukiman yang hancur akibat gempa, di Nagari Kajai, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Selasa (8/3/2022).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta Pemkab Pasaman Barat melakukan penyesuaian tata ruang dan mitigasi bencana setelah ditemukannya patahan baru pascagempa Magnitudo 6,1 di daerah itu yakni sesar Talamau.
sumber : Antara
Advertisement